Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan dan sejak 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer

Kakek yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Menunggu Kereta Turangga Tiba

26 Agustus 2020   13:32 Diperbarui: 31 Agustus 2020   05:13 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Dokumen Pribadi/Hensa

Kesan pertamaku tentang Listya selalu terpatri dalam hatiku terutama karena dirinya mirip dengan Diana Faria, mendiang calon istriku.

"Pak Alan bagaimana kalau metode spektrofotometri saja yang digunakan?" Tanya Listya suatu hari ketika kami berdiskusi tentang metode analisis instrumen yang dipakai dalam penelitian skripsinya.

"Ya Listya bisa dengan Spektrofotometri tapi jauh lebih selektif jika menggunakan HPLC." Kataku menjelaskan.

"Baik pak memang HPLC lebih akurat pemisahannya untuk komponen-komponen penting ini. Tetapi Pak. Saya belum begitu familiar dengan alat HPLC ini karena dulu praktikumnya berkelompok," kata Listya ragu.

"Jangan kuatir Lis nanti bisa kursus kilat sama Profesor Alan Erlangga," kataku bercanda sambil tertawa.

Listyapun tertawa. Oh begitu manisnya dia tertawa. Sebaris gigi-giginya jauh lebih rapi dari model iklan pasta gigi apapun di Televisi.

Dialog-dialog ringan ditengah-tengah diskusi tentang skripsi yang serius membuat kami begitu akrab.

Gadis ini kecerdasannya tidak diragukan lagi. Kursus kilat HPLC* benar-benar kursus kilat betulan, karena cukup hanya satu hari Listya sudah mampu menguasai alat canggih itu.

"Lis sekarang saya sudah lega melepasmu untuk bercengkrama dengan HPLC ini jangan kuatir berteman dengan alat ini sangat menyenangkan pokoknya bisa lupa waktu. Bagiku HPLC sudah seperti istri keduaku," kataku kembali berseloroh ketika saat itu aku memberikan kursus kilat HPLC.

"Lho Pak lalu istri pertamanya kok  belum pernah dikenalkan kepada saya?" kata Listya juga bercanda karena Listya memang tahu kalau aku belum beristri.

"Lis jangan begitu ah. Istri pertamanya masih entah dimana mungkin cewek-cewek tidak ada yang berminat menjadi istriku maka kalau begitu berarti HPLC adalah istri pertamaku," kataku sambil tertawa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun