"Aku boleh membantumu, " kataku sambil memandang gadis yang aku kagumi ini. Aini hanya mengangguk sambil tersenyum tanpa menjawab pertanyaanku.
"Nanti malam kutunggu di rumah ya Hen" kata Aini.
"Baik Bu Iqbal",selorohku.
"Hai aku belum jadi nyonya Iqbal!" kata Aini protes sambil tertawa.
Persiapan demi persiapan sudah diselesaikan oleh Aini. Aku bisa tahu semua progresnya karena Aini selalu bertemu saat membantuku di laboratorium. Tentu saja semua persiapan pernikahannya selalu diceritakan kepadaku.
"Mas Iqbal sore ini sudah meninggalkan kota kabupaten menuju Kupang menggunakan kapal feri. Mudah-mudahan cuacanya baik."
"Ya Aini mudah-mudahan cuacanya bersahabat. Bogor saja masih hujan setiap hari," kataku kepada Aini.Â
Bulan Desember memang penuh dengan hari-hari hujan apalagi kota Bogor memang Kota Hujan. Cuaca di beberapa daerah Indonesiapun masih banyak prakiraan hujan bahkan di Indonesia Timur di sertai dengan badai.
"Kapan rencana dari Kupang ke Jakartanya?" tanyaku.
"Besoknya pake penerbangan paling pagi. Insya Allah sorenya sudah tiba di Bogor," suara Aini nadanya penuh dengan kerinduan ingin segera bertemu dengan Iqbal Sang Pujaan Hati.
"Aini sudah kangen ya?" kataku menggoda.