Mohon tunggu...
Henry wasini
Henry wasini Mohon Tunggu... Mahasiswa USD

Konten paporit ku tentang alam

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Di ujung jalan kisah anak yatim-piatu

11 Oktober 2025   08:31 Diperbarui: 11 Oktober 2025   02:36 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Cerpen tokoh utama bernama Henry Wasini, seorang anak yatim-piatu yang berjuang demi masa depannya:

Judul: Langkah Kecil Henry Wasini

1. Orientasi (Pembuka)

   Di sebuah kampung kecil bernama Bime, yang dikelilingi pegunungan dan udara dingin yang menusuk tulang, hiduplah seorang pemuda bernama Henry Wasini. Ia lahir pada 17 Mei 2002, dan sejak kecil sudah merasakan pahitnya hidup tanpa kedua orang tua. Ayah dan ibunya meninggal saat Henry masih duduk di bangku SD, meninggalkan kenangan yang terus ia simpan di dalam hati.

   Meski hidup sebatang kara, Henry tidak pernah menyerah. Ia tinggal di rumah kecil peninggalan orang tuanya, dan setiap pagi berjalan kaki beberapa kilometer menuju sekolah. Di matanya, pendidikan adalah satu-satunya jalan untuk mengubah nasib.

2. Komplikasi (Masalah atau Rintangan)

    Setelah lulus SMA, Henry menghadapi kenyataan pahit. Ia tidak memiliki uang untuk melanjutkan kuliah. Banyak teman sebayanya yang merantau, sementara ia harus bekerja serabutan untuk bisa bertahan hidup.

   Setiap sore, ia membantu warga berkebun atau menjual hasil bumi di pasar. Malam hari, ia belajar sendiri dengan buku-buku bekas yang dikumpulkannya dari sekolah lama. Dalam hati, Henry berjanji suatu hari nanti ia akan menjadi guru, agar bisa membantu anak-anak di desanya mendapatkan pendidikan yang lebih baik.

   Namun perjuangannya tidak mudah. Ada kalanya Henry merasa putus asa melihat teman-temannya sukses lebih dulu. Tapi ia selalu teringat pesan ayahnya sebelum meninggal:

"Nak, jangan takut miskin. Takutlah kalau kau berhenti bermimpi."

3. Klimaks (Puncak Konflik)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun