Mohon tunggu...
Henri Koreyanto
Henri Koreyanto Mohon Tunggu... Buruh - Kuli

Kadet Ngopa-ngopi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Geng Rimba Raya (8) Kerinduan yang Mendalam

11 November 2021   09:46 Diperbarui: 11 November 2021   10:02 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kancil memandang terharu, tak lama setelah itu, Musang Luwak mendekati kancil. Diikuti beberapa pasukan gerilyawan di belakangnya.

Dipegangnya leher sahabatnya ini, nampak kuat dan berotot. Kancil tersenyum, kemudian dipeluknya. Musang Luwak pun membalas pelukan itu dengan erat, seperti ingin meneteskan air mata. Tiba-tiba kancil menggumam dengan lirih, "Seorang kesatria tak boleh meneteskan air mata. Jika tertetes maka hilang kesaktiannya. Biarkan kedatanganku ini, sebagai obat kerinduan yang mendalam di antara kita berdua."

Mendengar ucapan lirih itu, Musang Luwak mulai terlihat tegar. Dia pun mengajak Kancil dan jenderal Gajah beserta para pasukan semua, untuk melakukan ramah tamah yang telah disajikan oleh para penghuni.

Satu persatu mulai memasuki gerbang pemukiman. Cerita dan canda tawa, mengiringi kebersamaan. Kancil, Musang Luwak dan Jenderal Gajah terlihat saling bersulang. Sedangkan para pasukan, saling bercengkrama. Suasana damai pagi itu terasa lengkap dengan sinar mentari yang mulai menghangatkan tubuh mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun