Waktu fajar segera tiba. Bajing yang berada di pundak jenderal Badak beserta pasukannya masih terus berlari. Namun sesekali mereka berjalan, untuk mengembalikan stamina. Kadang kala Bajing menawarkan untuk beristirahat, akan tetapi jenderal Badak dan pasukannya menolak.
Semangat mereka berapi-api, itu karena badak dan gajah punya sejarah. Dua sahabat yang tak terpisahkan, suka dan duka selalu bersama.
***
Kini Kancil dan jenderal Gajah beserta pasukan, telah memasuki wilayah utara. Mereka segera menuju di pemukiman Musang Luwuk. Terdengar dari kejauhan ayam berkokok saling bersahutan, menandakan waktu fajar telah tiba.
Hal ini membuat Kancil tersenyum, spontan para pasukan gajah membalas sahutan ayam berkokok itu dengan menderum.
Kancil yang masih terus berjalan menuju pemukiman Musang Luwak, semakin mantab hatinya. Ini menegaskan, bahwa Musang Luwak dan beberapa binatang di wilayah utara tak lagi berjuang sendirian.
Saling bersahutan ayam dan gajah terus berkumandang, hingga membuat burung-burung beterbangan. Para pasukan Musang Luwak yang mengetahui fenomena ini merasa keheranan.
Sontak berteriak "GAJAAAH, GAJAAAH, GAJAH DATANG, GAJAH DATAAANG!".
Mereka yang bersembunyi di atas pohon, di balik batu, di lorong-lorong tanah, semua memberanikan diri keluar dan berkumpul.
Musang Luwak beserta para pasukan gerilyawan tersenyum bahagia. Pasukan bala bantuan telah datang. Mereka saling berpelukan, bahkan ada yang hingga meneteskan air mata.
***