Mohon tunggu...
Henri Koreyanto
Henri Koreyanto Mohon Tunggu... Buruh - Kuli

Kadet Ngopa-ngopi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Geng Rimba Raya (5) Pasukan Bala Bantuan

8 November 2021   08:38 Diperbarui: 8 November 2021   08:39 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kekes mendekat dan menyampaikan pesan, bahwa ayahku memanggilmu. Tak lama mereka berdua bergegas menghadap Bajing.

Melihat kedatangan Bledug dan Kekes anaknya, Bajing beranjak dari tempat duduk kemudian bergegas menghampiri Bledug. Sambil membelai belalainya, Bajing berpesan untuk segera menyampaikan surat ini kepada Gajah ayahnya.

***

Dari arah timur tiba-tiba terdengar suara kresek-kresek, seekor Tupai datang dengan membawa kenari dan pisang. Membuat kaget binatang sekitar. Kampret geleng-geleng. Bledug dan Kekes tersenyum bahagia.

Bajing dengan sewot mendekati Tupai. Menyapanya, bagaimana bisa keadaan genting seperti ini masih memikirkan makanan.

Tupai membalas, apa yang dia bawa adalah untuk keponakannya Kekes dan Bledug. Tak lama kemudian Kekes dan Bledug mendekat, menghampiri paman Tupai. Menerima kenari dan pisang yang dibawa paman Tupai.

Setelah menerima pisang pemberian paman Tupai, Bleduh bergegas pamit pulang menyampaikan pesan surat dari Bajing untuk gajah ayahnya. Kekes pun turut serta menemani Bledug.

***

Kini tinggal mereka bertiga Kampret, Bajing dan Tupai. Tupai mulai bercerita keterlambatannya datang, karena saat perjalanan menuju barat dia menjumpai Rase anak dari Garangan. Tupai menyapa, bagaimana bisa Rase sendirian. Rase menjawab, bila ayahnya membutuhkan bala bantuan, keadaan ayah dan para gerilyawan wilayah timur sekarang dalam keadaan tak berdaya.

Mereka bersembunyi di balik batu, di lorong galian tanah, dan hanya mampu melawan jika pasukan Citah lengah.

Rase berusaha pergi ke arah selatan untuk menjumpai Kancil dan menyampaikan, betapa kami membutuhkan kehadirannya. Bertubi-tubi kami mendapatkan serangan. Populasi Domba dan Sapi terus berkurang. Kami melihat pembantaian di mana-mana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun