Mohon tunggu...
Hennie Triana Oberst
Hennie Triana Oberst Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuka traveling dan budaya

Kompasianer Jerman || Best in Citizen Journalism Kompasiana Awards 2023

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Salzburg, Kota Mozart dan Benteng "Emas Putih"

14 September 2022   05:10 Diperbarui: 15 September 2022   16:00 1525
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salzburg, Kota Mozart dan Benteng Emas Putih| foto: HennieOberst—

Seminggu terakhir liburan musim panas kami putuskan untuk pergi ke Austria. Kali ini putri saya mengajak salah satu teman baiknya.

"Perlu bawa keperluan wandern (hiking) nggak, Ma? Ini Lizzy tanya." Putri saya berkata sambil menunjukkan ponselnya.

"Nggak perlu, kita nggak wandern. Yang penting jangan lupa surat izin orang tua, KTP atau paspor."

(Surat izin orang tua untuk berjaga-jaga seandainya ada pemeriksaan karena kami membawa anak di bawah umur ke luar Jerman tanpa walinya.)

Memasuki wilayah kota tua Salzburg | foto: HennieOberst 
Memasuki wilayah kota tua Salzburg | foto: HennieOberst 
Kena tilang

Jarak sekitar 400 km ke Salzburg kami tempuh lebih dari 4 jam karena kami beristirahat di separuh perjalanan. Kami tiba di Salzburg beberapa jam sebelum jam check-in di hotel.

Anak saya sudah mencari di internet, dia akan belanja di toko yang letaknya tidak terlalu jauh dari penginapan. Liburan dengan remaja memang harus fleksibel.

Sekitar satu jam kami berbelanja di toko di dalam jalan kecil. Saat kembali ke mobil sudah terselip surat tilang di kaca depan. Ternyata tempat parkir yang dipenuhi kendaraan itu bukan parkiran umum biasa. Padahal terdapat parkir automat dan kami sudah membayarnya.

Bisa jadi ada tanda peringatannya, hanya luput dari pengamatan. Jumlah denda relatif kecil, hanya 25 euro, tetapi menjadi tarif parkir yang mahal untuk 1 jam plus biaya parkir yang telah dibayar.

Kota Mozart dan Getreidegasse

Kami sengaja mencari penginapan di tengah kota tua, tepatnya di Getreidegasse, agar gampang berjalan kaki ke tempat wisata. 

Getreidegasse adalah jantung kota tua Salzburg yang wajib dikunjungi wisatawan. Beragam toko, butik, restoran, dan cafe berjajar dengan di sepanjang jalan dan lorong-lorong kecil di antara gedung-gedung tua yang cantik dengan hiasan fasadnya.

Sejak pagi daerah pejalan kaki ini riuh-rendah. Kebetulan jendela kamar kami menghadap ke jalan. Dari jendela di lantai 3 saya amati grup pelancong mulai hadir satu persatu memenuhi Getreidegasse.

Getreidegasse yang ramai dengan pengunjung | foto: HennieOberst 
Getreidegasse yang ramai dengan pengunjung | foto: HennieOberst 

Satu gedung berwarna kuning yang berjarak beberapa puluh meter dari hotel terlihat tidak pernah sepi dari wisatawan. Saya terpaksa menunggu malam hari untuk memotretnya. Di fasad gedung tertulis "Mozarts Geburtshaus" (rumah kelahiran Mozart).

Di lantai 3 bangunan gedung ini, Getreidegasse no.9, adalah rumah keluarga dan tempat lahir komposer terkenal, Wolfgang Amadeus Mozart pada 27 Januari 1756. 

Sejak tahun 1880 rumah ini dijadikan Museum Mozart oleh Yayasan Mozarteum International. Pengunjung dapat melihat bagaimana kehidupan Mozart melalui benda-benda peninggalannya, catatan, foto, surat-surat, dan dokumen lain dari keluarga Mozart.

Rumah kelahiran Mozart | foto: HennieOberst 
Rumah kelahiran Mozart | foto: HennieOberst 

Benteng "Emas Putih"

Salzburg yang berpenduduk sekitar 158.000 adalah Ibukota dari negara bagian Salzburg, terletak di bagian barat laut Austria. Kota ini berada di tepian utara Pegunungan Alpen dan dilalui oleh Sungai Salzach.

Salzburg didirikan di atas reruntuhan kota Romawi Juvavum tahun 696. Uskup Rupert von Worms ditugaskan di wilayah ini untuk mendirikan dan memimpin keuskupan baru Salzburg. 

Sebutan Salzburg jika diartikan adalah "Benteng Garam" yang berasal dari kata Salz: garam dan Burg: benteng, istana, kastel.

Festung hohensalzburg | Foto: HennieOberst 
Festung hohensalzburg | Foto: HennieOberst 

Nama kota dan sungai diberikan bukan tanpa alasan. Di wilayah ini terdapat kandungan garam yang melimpah. Menurut temuan arkeologis penambangan garam di wilayah Salzburg sudah ada pada periode Neolitik, sekitar 1900 SM.

Kandungan garam yang luar biasa di Salzburg menjadikan kota ini makmur. Garam yang dijuluki sebagai "Emas Putih" memberikan kekayaan besar pada wilayah ini.

(Sejak 10.000 SM garam digunakan untuk mengawetkan makanan dan membumbui hidangan. Garam merupakan komoditas yang banyak dicari dan sangat berharga melebihi emas. Bahkan garam digunakan sebagai alat pembayaran di banyak negara.)

Pemandangan kota dan Benteng hohensalzburg dari pinggir sungai Salzach | foto: HennieOberst 
Pemandangan kota dan Benteng hohensalzburg dari pinggir sungai Salzach | foto: HennieOberst 

Salzburg adalah pintu gerbang ke pegunungan Alpen. Pimpinan tertinggi gereja yang berkuasa di wilayah ini mengontrol keluar masuk perdagangan dan bea cukai.  Sungai Salzach merupakan lalu lintas penting masa itu karena belum tersedia jalan seperti sekarang.    

Salzburg tidak hanya salah satu pusat kekuasaan gerejawi terpenting di wilayah utara Pegunungan Alpen, tetapi juga merupakan pusat perdagangan regional dan internasional. Kota ini tumbuh menjadi kota metropolis ekonomi di barat.

Penguasa kota dan gereja mempercantik kota dengan bangunan-bangunan megah seperti istana, gereja, dan biara. 

Satu bangunan istana yang mendominasi pemandangan kota Salzburg adalah Benteng Hohensalzburg (Festung Hohensalzburg). 

Salzburg Dom | foto: HennieOberst 
Salzburg Dom | foto: HennieOberst 

Benteng Hohensalzburg dibangun tahun 1077 di puncak bukit Festungsberg pada ketinggian 506 meter. Festung Hohensalzburg merupakan benteng Abad Pertengahan terbesar dan terpelihara baik di Eropa Tengah.

Sejak abad ke-16 kemakmuran Salzburg bertambah dengan tambang emas di Gestain, yang merupakan tambang emas terbesar di seluruh Eropa Tengah.

Warisan Dunia UNESCO

Pusat kota bersejarah Salzburg sejak 1996 telah tercatat dalam Daftar Warisan Dunia UNESCO. Kota tua yang dilindungi ini memiliki luas 236 hektar dan berisi sekitar 1.000 objek.

Hiasan fasad gedung-gedung di Getreidegasse| foto: HennieOberst 
Hiasan fasad gedung-gedung di Getreidegasse| foto: HennieOberst 
Perlu waktu beberapa hari untuk mengunjungi tempat-tempat indah dan bersejarah di Salzburg. Hampir seminggu kami berada di sini, tetapi hanya sebagian kecil yang dapat dijelajahi.

Yuk, jalan-jalan ke Salzburg!

Hennie Triana Oberst
Germany, 13.09.2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun