Sinar matahari pagi menembus celah jalousie
hangatnya merambati dinding ruangan
membelai lembut pelupuk mata wanita berpiama satin
Tak beranjak ia dari tempat tidur
pandangannya melayang ke langit-langit kamar
Sejenak ia menoleh ke arah jendela
mengamati kerai perlahan tergulung ke atas
"Kunanti engkau mengetuk jendela hatiku, tuk... tuk.. tuk.."
Wanita berpiama satin menggumam
Senyumnya mengembang
sembari memandang bingkai foto
di atas meja bundar di samping tempat tidur
Â
Di seberang lautan
seorang pria bermata biru duduk sendiri di balkon kamar
Tangannya mengaduk secangkir minuman hangat
Sepertinya ia sulit memejamkan mata
Pikirannya menerawang sambil menatap langit gelap gulita
Agaknya bintang-bintang enggan menyapa
Atau mungkin mereka pulas kelelahan
Langkahnya menuju meja tulis di kamar tidur
Diambilnya pena dan selembar kertas
Ditulisnya sebaris kalimat di atas kertas putih bergaris-garis
"Kukirim sekeranjang rindu untukmu"
Lalu, dilipatnya kertas menjadi pesawat
Lalu diterbangkan dari pinggir balkon kamar
Kertas putih bergaris-garis mengangkasa
menuju sepotong hati yang  menanti kabar rindu