Akhirnya mereka memilih tinggal jauh di pinggiran kota, dan harus menempuh perjalanan panjang menuju tempat kerja.Â
Awalnya ada sekitar 6.000 hutong yang dibangun di sekitar kawasan Kota Terlarang, saat ini hanya sekitar 600 yang tersisa.Â
Rumah tinggal masyarakat pada umumnya dibangun sangat sederhana, tidak terisolasi dengan baik dan tidak memiliki pemanas ruangan. Jika musim panas di dalam rumah terasa sangat panas, dan saat winter sedingin es.Â
Rumah-rumah ini umumnya berukuran kecil dengan perabotan seadanya, dan lazimnya tidak ada fasilitas MCK. Toilet umum dibuat dan digunakan bersama untuk memenuhi kebutuhan penduduk.
Kerap terlihat warga lokal pergi ke toilet umum, berjalan di gang sempit pada malam hari dengan menggunakan piyama.Â
Hutong, umumnya hanya bisa dilalui dengan berjalan kaki, mengendarai sepeda, becak, atau kereta kuda. Saat ini sudah banyak tawaran wisata mengelilingi hutong dengan menumpang becak, atau menyewa sepeda.
Kami memilih berjalan kaki menikmati kota tempo dulu di sekitar hutong. Menapaki gang-gang sempit, mengintip aktivitas masyarakat dari dekat.
Sebagian masyarakat ada yang berdagang di depan rumah. Ada juga yang menggelar layanan potong rambut di tempat terbuka.
Tidak terlalu jauh dari hutong, terdapat danau Houhai (danau belakang). Ada 6 danau buatan yang dibagi menjadi 3 danau depan, dan 3 danau belakang. Danau ini dibuat pada masa Dinasti Yuan.
Danau depan untuk orang-orang penting dan orang pemerintahan, sedangkan danau belakang disediakan untuk masyarakat umum.Â
Kawasan danau Houhai kemudian berkembang menjadi kawasan bisnis dengan tumbuhnya toko, restoran, cafe, dan bar. Sekitar danau ini sangat menarik untuk dikunjungi, hanya sekadar berjalan-jalan di pinggiran danau, atau mampir melepas dahaga dan lapar.Â