Mohon tunggu...
Hennie Triana Oberst
Hennie Triana Oberst Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuka traveling dan budaya

Kompasianer Jerman || Best in Citizen Journalism Kompasiana Awards 2023

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Lockdown di Jerman Diperpanjang dan Wajib Masker Medis

20 Januari 2021   21:22 Diperbarui: 22 Januari 2021   06:43 392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi masker medis - foto: pixabay.com/Alexandra_Koch

Hari ini terlihat masih seperti beberapa hari kemarin, hanya matahari bersinar lebih lama. Biasanya, pada musim dingin, pukul 17 sudah gelap gulita, sekarang mulai terlihat remang-remang. Setelah tanggal 21 Desember yang merupakan hari terpendek matahari bersinar, maka perlahan menit per menit  mulai terang.

Tidak banyak berita baru, kecuali tadi malam (Selasa, 19 Januari), Kanselir Angela Merkel dan seluruh perdana menteri negara bagian federal memutuskan lockdown diperpanjang hingga tanggal 14 Februari. Keputusan ini diambil karena masih tingginya angka infeksi, dan mencegah penularan yang sangat cepat dengan adanya virus yang bermutasi.

Perpanjangan lockdown ini diikuti aturan baru mengenai penggunaan masker. Semua warga yang menggunakan kendaraan umum, atau memasuki toko wajib menggunakan masker medis, yaitu masker operasi, masker FFP2, atau masker KN95. Masker-masker ini juga yang wajib digunakan di oleh petugas sosial dan pelayanan masyarakat. Masker FFP2 tersedia gratis di apotek bagi warga yang berusia 60 tahun ke atas, atau yang memiliki masalah kesehatan, seperti penderita Asma, Diabetes tipe-2, dan lainnya.

Bersyukur saya sudah menyediakan dua jenis masker medis yang wajib digunakan. Masker yang terbuat dari bahan kain dianggap tidak cukup melindungi diri dan orang lain dari kemungkinan terpapar virus ganas ini. Mungkin masker kain yang ada di rumah akan saya gunakan untuk keperluan dalam ruang lingkup pribadi saja. Atau cukup tersimpan di dalam lemari, menjadi kenang-kenangan, bukti sejarah pandemi corona.

Setelah tanggal 14 Februari, sekolah di negara bagian tempat kami tinggal akan mendapat giliran libur musim dingin, di wilayah kami dikenal dengan istilah "Faschingsferien" (libur karnaval), karena bertepatan dengan perayaan karnaval.

Baca juga: Fasching, Tradisi Karnaval Mengusir Roh Musim Dingin di Jerman                        

Putri saya harus memulai kembali sekolah online setelah libur Natal dan Tahun Baru yang lalu. Sebelumnya, sejak bulan Oktober, mereka sudah kembali sekolah tatap muka seperti biasa, dengan menggunakan masker selama mengikuti pelajaran di dalam kelas. Selain itu, jendela ruang kelas harus dibuka lebar, makanya anak-anak diharuskan menggunakan pakaian yang cukup hangat dan mengenakan jaket.

Bagi saya pribadi, keputusan menutup sekolah lagi adalah keputusan yang baik. Musim dingin begini tidak bisa dibayangkan bagaimana dinginnya berada di dalam ruangan dengan jendela terbuka, walaupun ada pemanas ruangan.

Selama PJJ tidak semua mata pelajaran berlangsung berurutan seperti biasanya, dan tidak selalu menggunakan video. Dua hari dalam seminggu kegiatan belajar di kelas anak saya (kelas 8) berlangsung hingga sore hari. Anak saya sepertinya menikmati sekali sekolah daring di musim dingin seperti sekarang. Mengisi waktu istirahat sebelum sekolah siang berlangsung, dia menyempatkan makan dan tidur siang. Hawa dingin sering membuat lapar dan ngantuk. 

Sampai saat ini semua toko masih tutup, kecuali yang melayani kebutuhan sehari-hari masyarakat. Rumah makan dan kafe juga tutup, layanan hanya diberikan untuk pesanan takeaway. Hotel dibuka untuk tamu-tamu yang sedang melakukan perjalanan bisnis saja, tentu dengan menerapkan protokol kesehatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun