Mohon tunggu...
Hennie Triana Oberst
Hennie Triana Oberst Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuka traveling dan budaya

Kompasianer Jerman || Best in Citizen Journalism Kompasiana Awards 2023

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ternyata Bule Juga Percaya Ada Rumah Pembawa Berkah

25 Februari 2020   19:33 Diperbarui: 25 Februari 2020   19:37 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kisah ini mundur pada beberapa tahun silam, saat saya mengikuti suami yang ditugaskan di Kanada. Pindah berarti sibuk mencari rumah yang tepat untuk ditinggali. Akhirnya kami mendapatkan satu rumah yang sangat ideal, ukuran, lokasi dan lingkungannya.

Kami pindah ke Windsor, satu kota industri yang berada di provinsi Ontario. Lokasi rumah yang akan kami tempati ini berada di daerah tepian sungai Detroit, sungai yang memisahkan kota Detroit di Amerika Serikat dan kota Windsor di Kanada.

Jika kita berdiri di pinggiran sungai di kota Windsor, di seberangnya tampak kota Detroit dengan gedung-gedung pencakar langitnya.

Rumah yang kami sewa itu berada di bagian pinggir dari rumah-rumah yang berderet di satu komplek perumahan kecil. Bisa dikatakan hampir semua rumahnya memiliki model yang mirip satu sama lain.

Suatu siang saat saya sedang berjalan kaki menuju ke rumah, saya bertemu dengan seorang wanita berambut pirang. Ia sedang bermain dengan anaknya di halaman rumahnya. Sebut saja namanya Claire. Setelah saya sapa, ia pun bertanya apakah saya yang tinggal di rumah pojok. Kami pun berbincang-bincang dan saling berkenalan. 

Claire mengatakan bahwa ia adalah penyewa rumah sebelum kami. Menurutnya rumah yang kami sewa itu sangat nyaman dan menyenangkan, apalagi letaknya di bagian pinggir. Penyewanya juga sangat baik dan tidak cerewet, dari pengalamannya sebagai penyewa.

"Lantas kenapa kalian pindah?" tanyaku ingin tau.

"Kami butuh rumah yang lebih besar, karena memiliki anak," jelasnya.

"Kau akan senang tinggal di sana. Rumah itu pembawa berkah," Claire melanjutkan kata-katanya dengan wajah ceria.

"Kamu sudah punya anak belum?" tanya Claire.

Aku menggeleng dan tertawa menerima pertanyaan itu.

"Tunggu saja, aku yakin nanti kamu pasti hamil," ucapnya sungguh-sungguh.

Ia mengatakan di rumah itulah mereka mendapatkan anak yang mereka idam-idamkan dan menambah kebahagian mereka.

Setelah itu kami tidak pernah lagi bertemu, masing-masing memiliki kesibukannya sendiri.

Setahun berlalu dan masa tugas suami saya selesai.

Kami pun kembali ke Jerman, dengan membawa calon bayi di dalam perut saya. Sungguh rumah pembawa berkah.

Benarkah ucapan yang mengatakan "tidak ada yang terjadi secara kebetulan dalam hidup ini"?

-------

Hennie Triana Oberst

DE 25022020
"Ketika bermukim di Kanada 2006"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun