Aku ingat dulu sering bermain dan mengunjungi saudara sepupuku yang rumahnya dekat dengan rumahku, kadang kami mampir ke rumah Neneknya yang hanya bersebelahan dengan rumahnya. Mbah Jo biasanya kami memanggilnya, yang rajin memasak makanan dan cemilan dengan menggunakan kayu bakar. Kadang kami berjongkok di dekat tungku api tersebut, sambil kadang ikut meniup dari cerobong yang terbuat dari besi untuk membuat bara api semakin besar.Â
Kadang kami membakar kertas yang kami buat seperti gulungan yang  merupakan rokok, tetapi panjang dan lebih besar, hanya tanpa isi apa-apa. Tentu saja kami terbatuk-batuk ketika berusaha menghirup bakaran kertas tersebut menirukan gaya orang dewasa ketika menghisap rokok. Aku suka sekali berkunjung ke rumah Mbah Jo ini, memandang beliau yang duduk menyibukkan dirinya dengan memasak untuk keluarganya sambil bersenandung, rasanya menyenangkan sekali.Â
Mungkin juga salah satu daya tariknya adalah kemurahhatian beliau untuk selalu membagi makanan yang beliau buat. Kadang hanya pisang rebus yang disantap dengan parutan kelapa, tapi ada beberapa jenis makanan lainnya yang sering dibuat, termasuk salah satunya adalah "sawut".Â
Sawut adalah salah satu jajanan tradisional yang dibuat dari singkong yang diparut kasar, kemudian dicampur dengan parutan kelapa dan gula merah. Kemudian dikukus. Walaupun cara membuatnya tidak selalu sama, tapi pada dasarnya penyajian akhirnya adalah campuran dari ketiga bahan tersebut. Aku mengenal sawut ini dari beliau, karena di rumah kami dulu, seingatku belum pernah ada yang membuat sawut. Makanan khas dari daerah asal Mbah Jo, dari Jawa, tapi aku juga lupa tepatnya dari mana.Â
Sangat sederhana sebenarnya makanan ini, tapi rasanya singkong yang dipadu parutan kelapa dan gula merah itu mendatangkan kenikmatan yang luar biasa. Agak sulit memang di Medan untuk menemukan makanan ini, mungkin jika pun ada biasanya dibuat dan dikonsumsi oleh keluarga sendiri, dan biasanya  keluarga turunan dari Jawa. Tapi belum tentu semua rajin untuk membuatnya, seperti contohnya keluarga kami.Â
Pernah juga ada yang membuat parutan singkong dengan kelapa dan irisan gula merah ini dan membungkusnya dengan daun pisang, kemudian dikukus. Membayangkan lezat makanan sederhana ini, membuatku ingin mencobanya.
Salam kuliner!Â
-------
(Germany, 2013.08.25)