Mohon tunggu...
Hennie Engglina
Hennie Engglina Mohon Tunggu... Freelancer - Pelajar Hidup

HEP

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Kejutan yang Sempat Memberi Rasa Tidak Nyaman

21 Oktober 2018   00:36 Diperbarui: 29 Januari 2019   02:35 705
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kamis pagi (18/10), ketika membuka linimasa, saya membaca komentar Kompasianer Susy Haryawan: "Selamat menjadi nominee Ibu".

"Nomine"?? OMG. Langsung saja saya tinggalkan artikel itu menuju Akun Resmi Kompasiana. Seketika jantung saya seolah berhenti berdetak. Terpana. Kog bisa?

Jauh sebelum memiliki akun di sini, saya hanyalah seorang Silent Reader Kompas.com dan Kompasiana. Kerap ingin berkomentar tetapi saat "kirim", muncul kotak putih bertuliskan: "anda harus login terlebih dahulu". Semua cara login saya coba, tapi selalu tidak berhasil. Ya, sudah. Baca saja.

Hingga suatu ketika, saya dan kawan saya, Dr. Johana Tangirerung, berdiskusi tentang disertasi yang ketika itu sedang disusunnya. Ada artikel di Kompasiana yang ia kutip di situ.

Bertanyalah saya mengapa ia memilih artikel di Kompasiana. Ia menjawab, "Kompasiana itu bagus loh, Hen. Banyak artikel di Kompasiana yang dijadikan rujukan". Saya kemudian membuka artikel yang dikutipnya. Iseng-iseng login. Berhasil.

Saya pun berpikir untuk menulis juga di sini. Sebagian besar yang saya tulis adalah apa yang saya alami, saksikan, dan amati pada kehidupan manusia berpadu dengan apa yang saya ketahui dari apa yang saya baca dan pelajari.

Dari mengalami, mengamati, melihat, mendengar, dan membaca lahirlah tulisan-tulisan seperti Marah Itu Jujur, Rehabilitasi Hati dan Pikiran, Reputasi Kaya, Hidup Tidak Selalu Sesuai Pesanan, Mengapa Orang Menjadi Marah, Marah yang Aneh, dll.

Tujuan saya adalah menulis apa yang bisa memberi arti bagi kehidupan manusia. Oleh sebab itu profil saya: Untuk yang Ada dan Belum Ada. Penuh harap bahwa apa yang saya tulis akan ada artinya bagi yang ada saat ini maupun setelah saya tak ada lagi.

Semua saya padukan dengan berbagai peristiwa yang sedang terjadi khususnya di negara ini. Mencari percikan pesan kearifan dari setiap peristiwa. Apa yang bisa dipetik dari semua itu untuk direnungkan.

Seperti di akun medsos saya, eksistensi kehadiran saya bukan hanya tulisan tapi saya kerap menjalin interaksi dengan pemilik akun dengan memberi nilai dan komentar. Sedikit banyaknya jejak penghargaan kecil itu dapat memberi semangat kepada penulisnya untuk terus berkarya. 

Begitu juga sebaliknya. Itu adalah tanda terima kasih saya. Tidak ada maksud lain selain yang saya punya itu. -- Melihat Perilaku Menghargai dari Pola Interaksi Warga Kompasiana

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun