Mohon tunggu...
Hennie Engglina
Hennie Engglina Mohon Tunggu... Freelancer - Pelajar Hidup

HEP

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Begini Rasanya Roh Dicabut dari Raga

16 Juli 2018   06:40 Diperbarui: 5 Oktober 2019   22:58 3290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
utambassadors.wordpress.com

Sadarlah saya bahwa itu adalah roh saya. Ternyata, yang terasa ditarik itu adalah roh saya yang sedang dicabut keluar dari raga saya. Tubuh saya (raga) seutuhnya di atas kasur, sedangkan sebagian roh saya sampai batas pinggang sudah ke luar dari tubuh saya.

Melihat hal itu dan fakta bahwa saya dalam kondisi sadar sesadar-sadarnya, bahwa saya tidak sedang bermimpi atau berkhayal, bahkan sampai detik itu masih terdengar suara tetangga saya di luar rumah walau itu tidak jelas lagi karena saya tengah fokus pada apa yang sedang terjadi di diri saya, pikiran saya menjelaskan bahwa saya sudah mau mati.

Detik saya menyadari akan hal itu, spontan mulut saya berteriak, "Tuhan, saya masih mau hidup!". Tiba-tiba tampak membesit di kedalaman bola mata saya dua kali sayatan yang bunyinya tajam sekali, pzz-pzz, membentuk persis serupa bentuk simbol petir.

Bagian dalam sayatan berwarna putih memancarkan cahaya berwarna putih pula nan mengilap. Sedangkan di bagian pinggirannya, yakni di sepanjang garis sayatan bagian luar, berwarna biru navy dengan cahaya putih berpendar dari sepanjang kedua sisinya. Perpaduan warnanya sangat indah.

Dan, seketika itu pula saya merasakan sesuatu dikembalikan masuk ke dalam tubuh saya. Terjadinya sangat cepat. Seperti kurang dalam hitungan satu detik. Saya tidak bisa menyebutkan kecepatannya itu seperti apa, tapi saya merasakannnya. Itu sangat cepat.

Ternyata yang masuk itu adalah roh saya, yang tadi sebagian sudah keluar, dikembalikan ke dalam raga saya. Saya langsung bangun dan memeriksa diri saya. Tak ada lagi yang terpisah. Roh saya telah kembali menyatu dengan raga saya seutuhnya.

Seperti Apa Rasanya?


Lalu, seperti apakah rasanya saat roh itu dicabut dan saat roh itu dikembalikan masuk ke dalam tubuh saya? Saya coba memikirkan apa yang bisa menggambarkan rasanya seperti apa.

Pencabutan roh rasanya kira-kira seperti ini:

utambassadors.wordpress.com
utambassadors.wordpress.com
Rasanya bagaikan mencabut sarung tangan karet yang sangat ketat melekat di jari-jari tangan dan itu ditarik untuk dicabut lepas dari tangan. Rasanya seperti itu. Roh itu bagaikan sarung tangan karet yang melekat di raga bagian dalam sehingga pencabutannya terasa sekali.

Proses pencabutan tidak sekilat pengembalian roh, melainkan perlahan-lahan. Karena perlahan-lahan, maka saya masih bisa mengikuti rasanya atau merasakan sensasinya, masih bisa berpikir dan masih bisa merasakan nuansa lain di luar tubuh saya yang memberi efek rasa takut di diri saya untuk membuka mata.

Sedangkan proses pengembalian roh berlangsung sangat cepat. Rasanya bagaikan gumpalan karet yang ter-lem di dinding, ditarik jauh, lalu dilepaskan kembali seketika. Atau, Anda bisa membayangkan seperti menarik ujung balon karet. Ditarik panjang, lalu dilepaskan. Kira-kira seperti itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun