Mohon tunggu...
Heni Susilawati
Heni Susilawati Mohon Tunggu... Dosen - life with legacy

senang menulis tentang politik, demokrasi dan pemilu

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Visi, Misi, dan Program Paslon Bukan Basa Basi

18 November 2020   10:26 Diperbarui: 18 November 2020   10:42 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagaimana kita Memutuskan Pilihan

Tahapan Kampanye memberikan kita kesempatan untuk mengenali profil pasangan calon, track record dan tentu saja visi, misi, dan program yang akan mereka jalankan saat terpilih. Untuk Pilkada Serentak 2020, kampanye berlangsung sejak 26 September 2020 sampai dengan 5 Desember 2020. 

Dan mulai 6-8 Desember 2020 memasuki masa tenang, sebelum memasuki tahapan pemungutan dan penghitungan suara di TPS pada tanggal 9 Desember 2020. Ada tujuh metode yang bisa digunakan paslon untuk mengkampanyekan visi, misi dan program jika mereka terpilih. 

Ketujuh metode itu yakni pertemuan tatap muka dan dialog, pertemuan terbatas, penyebaran bahan kampanye, pemasangan alat peraga kampanye, iklan kampanye, debat publik dan kegiatan lain yang tidak melanggar peraturan perundang-undangan. Hal yang berbeda, tahapan kampanye di masa pandemi harus taat protokol kesehatan covid-19. 

Sebelum memasuki masa tenang nanti, kenalilah dengan baik tawaran visi, misi dan program paslon. Dan kesempatan itu terbuka luas di tahapan kampanye. Ibarat kita akan membeli produk, ada beberapa langkah yang mesti kita perhatikan. Pertama, Pilkada jika meminjam istilah dalam ilmu pemasaran; ia merupakan produk keterlebatan tinggi. 

Sebagai pemilih, kita merasa sangat berkepentingan dengan produk pilkada. Tingkat kepentingan ini akan mendorong kita untuk berupaya mencari informasi selengkap mungkin terhadap produk pilkada (paslon) termasuk visi, misi dan program paslon. Mereka yang terpilih akan menentukan bagaimana potret kemajuan daerah setempat. 

Salah pilih, tentu resikonya akan dirasakan selama lima tahun atau bahkan lebih dari itu. Singkat kata, cari informasi, pelajari dan pertimbangkan berbagai alternatif paslon yang muncul di pilkada tahun ini. 

Sumber informasi itu sangat beragam. Kita saat ini sedang berada di era disrupsi, manfaatkan sebaik mungkin berbagai sumber informasi terkait dengan paslon. 

Media sosial mulai dari Instagram, Twitter, Facebook maupun website punya KPU setempat, itulah pilihan-pilihan sumber informasi yang bisa kita optimalkan. 

Tentu saja media massa setempat juga bisa dioptimalkan. Pencarian informasi ini sangat penting agar kita bisa mengembangkan berbagai alternatif pilihan sebelum nanti memutuskan di bilik suara, Rabu 9 Desember 2020.

Leading the Change

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun