Mohon tunggu...
Henggar Budi Prasetyo
Henggar Budi Prasetyo Mohon Tunggu... Administrasi - Travelers

Bandung, Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Money

Kawanan Ksatria Kelir, Sang Pelopor Ketahanan Pangan Indonesia

29 Mei 2015   08:12 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:29 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semarang (29/01/2015) - Predikat sebagai negari agraris tampaknya tak utuh disandang oleh Indonesia. Petani sebagai penopang kegiatan pertanian (agraris) masih menjadi kelompok marjinal jauh dari kesejahteraan implikasinya ialah rendahnya produktivitas yang berujung pada desakan untuk impor produk pertanian dari manca negara.

Namun, kondisi tersebut tak patut dipandang dari sudut pandang pesimisme sebagai ancaman terjadinya darurat pangan di masa mendatang dikarenakan Indonesia memiliki sosok petani gigih dan tangguh hanya saja masih tersembunyi di berbagai pelosok nusantara. Salah satunya adalah petani dari dusun Sirap, desa Kelurahan, kecamatan Jambu, kabupaten Semarang, Jawa Tengah yang tergabung dalam "Kelompok Tani Rahayu IV".

Kelompok Tani Rahayu IV tercatat terbentuk pada tanggal 3 Oktober 1996 dengan jumlah anggota 42 orang saat ini. Kelompok Tani Rahayu IV tercatat memiliki luas areal binaan mencapai 45 Ha dengan rincian, sebagai berikut: 35 Ha untuk pengembangan komoditas kopi, serta 10 Ha untuk pengembangan komoditas cengkeh. Selain itu, Kelompok Tani Rahayu IV juga mengembangkan peternakan kambing dan lebah madu sebagai bentuk diversifikasi usaha.

Pada tahun 2015 Kelompok Tani Rahayu IV telah genap berusia 18 tahun sebuah perjalan yang masih terbilang pendek untuk kegiatan usaha pertanian dan perkebunan dibanding dengan kelompok sejenis. Akan tetapi, pencapaian yang ditorehkan oleh Kelompok Tani Rahayu IV tidaklah diragukan lagi.


  1. Predikat nomor tiga atas cita rasa dan kualitas yang ditetapkan oleh Masyarakat Kopi Internasional, meliputi: Badan Pusat Pengurus (BPP) Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) bekerjasama dengan Pusat Penelitian Kopi dan Kakao (Puslitkako) Jember, Jawa Timur (Tahun 2009).
  2. Pengargaan Adhikarya Pangan Nusantara (APN) tahun 2013 kategori Pelaku Pembangunan Ketahanan Pangan sub-kategori Produksi.
  3. Sertifikasi mutu dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah.


Kelompok Tani Rahayu  IV dalam pemasaran komoditas kopi tidak hanya melayani konsumen dalam negeri, akan tetapi telah dikenal hingga manca negara, diantaranya: Jepang, Korea, dan Inggris. Kopi jenis robusta yang pada umumnya tidak sepopuler jenis arabika, tetapi dipadukan dengan kearifan lokal dihasilkan sebuah cita rasa unik, yaitu: moka alami.

Pencapaian Kelompok Tani Rahayu IV bukanlah hal mudah tidak hanya kerja keras tetapi komitmen untuk tumbuh bersama menjadi jawabannya. Sisi ego dari individu yang tergabung dalam Kelompok Tani Rahayu IV benar-benar dapat diredam oleh sebuah jangkauan kedepan yang disebut "visi". Kelompok Tani Rahayu IV memiliki visi: perwujudan sebuah hubungan yang seimbang antara manusia dengan manusia, serta manusia dengan alam.

Kini dan kedepan bukanlah tantangan yang akan dihadapi, akan tetapi bagaimana perubahan dapat dikelelo dengan baik menjadi sebuah potensi.

Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun