Mohon tunggu...
HENDY RIFKISAPUTRA
HENDY RIFKISAPUTRA Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa - Menebar Manfaat

Seorang Mahasiswa Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung Bantu support blog saya seputar edukasi yang bermanfaat bagi masyarakat Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Cycle of Violence: Rantai Sakit Menyakiti

11 Januari 2023   22:04 Diperbarui: 11 Januari 2023   22:06 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Yang masih menyimpan rasa sakit, selanjutnya akan jadi yang menyakiti. Pelan-pelan, sembuhkan. Pelan-pelan, selesaikan.

Sama halnya dengan cycle of violence, rantai "sakit-menyakiti" akan terus berlangsung jika tidak diputus oleh pihak yang bersangkutan. Ada yang tumbuh dengan caci maki, di hatinya penuh dengan benci. la tumbuh sebagai yang tersakiti, lalu berikutnya dia menjadi seseorang yang mendidik dengan caci maki pula. Ada yang tertekan di bawah tekanan atasan, lalu dia masih menaruh benci. Di lain tempat dia jadi atasan yang menekan rekannya tanpa ampun.

Ada yang menyimpam luka dari hubungan sebelumnya, lalu dia melimpahkan beban untuk menyembuhkan pada pasangannya sekarang. Padahal menyelesaikan dan nenyembuhkan adalah tugas masing-masing. Ada yang masih punya luka, tanpa penyembuhan, tanpa penyelesaian. Lalu berikutnya dia menjadi pihak yang menaruh luka.

Aku paham pasti sakit. Hatimu bisa jadi selalu merongrong menuntut pelampiasan. Tapi jika terus dibiarkan, rantai saling sakit dan menyakiti tidak kan pernah selesai. Kamu hanya berpindah peran dari korban jadi pelaku. Maka apa yang bisa dilakukan?

Pelan-pelan, sembuhkan. Pelan-pelan, selesaikan.

Kita semua punya tugas menyembuhkan luka diri kita sendiri. Kita, bukan orang lain yang harus menyembuhkan. Kita, yang bisa memutus rantai sakit menyakiti itu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun