Kesuksesan acara itu menjadi awal lahirnya gelar budaya Wanurejo. Maka tahun 2003 kembali diselenggarakan. Pembuatan tempe raksasa yang merupakan salah satu event yang dinantikan warga saat itu mencetak rekor.Â
Tempe raksasa berbentuk stupa setinggi 315 cm dan berdiameter 210 cm ini dibuat dari 100 kg kacang kedelai dan setengah kilogram ragi.Â
Dengan ukuran yang tergolong raksasa itu, penganan khas Jawa yang dibuat warga Wonorejo tersebut akhirnya dicatat dalam Museum Rekor Indonesia sebagai tempe terbesar di Indonesia.Â
Gelar budaya ini pun diselenggarakan pada tahun-tahun selanjutnya sehingga menjadi tradisi tahunan desa. Gelar budaya menjadikan warga Wanurejo lupa pada konflik yang pernah terjadi dan wargapun kembali hidup rukun.
"Gelar Budaya memperkuat persaudaraan, kerukunan dan warga mulai sadar tentang pentingnya melestarikan budaya, selain sebagai promosi wisata Desa Wanurejo, " kata Agustinus Adiwinarto.
Keterlibatan semua elemen desa dan berfungsinya lembaga di desa dalam kehidupan masyarakat, menjadi penopang kehidupan kebhinnekaan di desa serta pendorong tercapainya SDGs Desa. Â
SDGs Desa adalah upaya terpadu mewujudkan Desa tanpa kemiskinan dan kelaparan, Desa ekonomi tumbuh merata, Desa peduli kesehatan, Desa peduli lingkungan, Desa peduli pendidikan, Desa ramah perempuan, Desa berjejaring, dan Desa tanggap budaya untuk percepatan pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.(hs)