Mohon tunggu...
Hendro Adrian
Hendro Adrian Mohon Tunggu... Insinyur - Penggemar 'Dream Theater'

Pecinta cerita 'mountaineering'

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Pengaruh Narkoba Terhadap Tubuh Kita

17 Desember 2018   19:02 Diperbarui: 17 Desember 2018   19:31 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Saat menonton film "Flight", saya agak bingung melihat kapten pilot Whip Whitaker, yang diperankan Denzel Washington, justru menjadi segar, bersemangat dan terlihat penuh vitalitas sesaat setelah menghirup narkoba yang berupa serbuk putih. 

Dalam bayangan saya, orang yang berada dalam pengaruh narkoba akan menjadi malas, ngantuk dan cenderung ingin tiduran sambil membayangkan hal-hal yang membahagiakan. Ternyata, tidak semua jenis narkoba akan membuat penggunanya hanya ingin tiduran seperti seonggok cucian basah. 

Ada dua macam efek yang bisa ditimbulkan oleh berbagai jenis narkoba, yaitu ada yang mempunyai efek sebagai stimulan dan ada yang mempunyai efek sebagai depresan terhadap sistem saraf pusat. Contoh yang mempunyai efek stimulan adalah kokain dan kristal methamphetamine, sedangkan yang mempunyai efek depresan adalah heroin dan marijuana. Mereka semua seringkali disalah gunakan secara luas, sangat adiktif, ilegal dan memiliki kapasitas untuk menghancurkan kehidupan. 

Kokain dan Kristal Methamphetamine 

Kokain dan kristal methamphetamine (biasa disebut meth atau shabu) - yang sama-sama stimulan - mempunyai bentuk fisik yang serupa, yaitu berupa serbuk putih atau kecoklatan. Perbedaan antara keduanya adalah kokain berasal dari ekstrak tanaman (daun koka) sedangkan meth atau shabu sepenuhnya dibuat dari bahan-bahan kimia yang seringkali sangat beracun. 

Keduanya bekerja dengan cara memblokir pemecahan dopamin yang mengakibatkan terjadinya peningkatan jumlah dopamin di otak. Namun selain memblokir, meth juga merangsang system syaraf untuk melakukan pelepasan lebih banyak dopamin, sedangkan kokain hanya memblokir pemecahan dopamine; sehingga meth lebih adiktif dan lebih berbahaya dibandingkan kokain. 

Dopamin adalah neurotransmitter yang memberikan rasa bahagia, gembira dan euphoria. Akibatnya, pengguna akan tampak energik, penuh semangat, menjadi sangat aktif, banyak bicara, sangat percaya diri dan bisa tetap terjaga untuk waktu yang lama. 

Gejala fisik yang menunjukkan seseorang sedang dalam pengaruh kokain atau meth, selain yang disebutkan di atas adalah pupil mata membesar, pandangan mata lebih liar, suhu tubuh meningkat, tekanan darah dan degup jantung meningkat cepat. Overdosis kokain atau meth biasanya terjadi karena adanya kerusakan otot yang mengakibatkan gagal jantung. 

Kokain dan meth umumnya dikonsumsi dengan cara dihirup melalui hidung ('snorting'), tetapi ada juga pecandu yang menyuntikkan, menggosokkan ke gusi atau menghisap dengan pipa layaknya seperti rokok biasa. 

Kokain dimetabolisme oleh tubuh lebih cepat dibandingkan meth, namun meth mempunyai durasi efektifitas yang jauh lebih lama. Pengguna meth akan merasakan efeknya hingga 12 jam atau lebih, sedangkan pengguna kokain hanya akan merasakan efeknya selama satu atau dua jam saja. 

Di kalangan para pengguna, meth lebih populer karena durasi efektifitasnya yang lebih lama dan terutama karena harganya di 'jalanan' yang jauh lebih murah dibandingkan kokain. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun