4) konflik dapat memperkuat ciri kelompok yang ada, sehingga kelompok itu memiliki identitas yang pasti; 5) konflik dapat menyatukan beberapa komponen yang terpisah; dan (6) konflik dapat merangsang usaha untuk mengurangi stagnasi.
Sementara itu, pihak yang menilai bahwa konflik memiliki kerugian berpendapat bahwa: 1) konflik dapat menyebabkan timbulnya perasaan "tidak enak" sehingga menghambat komunikasi; 2) konflik dapat membawa organisasi ke arah disintegrasi;Â
3) konflik dapat menyebabkan ketegangan antar individu maupun antar kelompok; 4) konflik dapat menghalangi kerjasama di antara individu dan mengganggu saluran informasi; dan 5) konflik dapat memindahkan perhatian anggota organisasi dari tujuan organisasi.
Strategi Manajemen Konflik dalam Satuan Pendidikan
Manajemen konflik adalah suatu cara atau strategi resolusi yang digunakan untuk mencegah konflik menjadi destruktif. Dengan strategi yang ada, konflik dapat dijadikan sebagai suatu keadaan yang konstruktif untuk mencapai tujuan organisasi.
Ada banyak strategi manajemen konflik yang berkembang, antara lain sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Soetomo dan Supriyanto (2003) berikut:
1. Negosiasi
Ketika masing-masing memiliki kekuasaan yang sama dan memiliki solusi yang dapat diterima, maka manfaatkan pihak ketiga untuk melakukan bargaining, dan menemukan solusi yang sama-sama menguntungkan.
2. Â Pemecahan masalah secara integratif
Ketika hanya ada keperccayaan minimum dari pihak yang berkonflik, tidak ada waktu untuk mendapatkan solusi secara cepat, maka lakukanlah konfrontasi.Â
Kepala sekolah dapat menyatukan pihak-pihak yang berkonflik untuk menemukan solusi secara integratif bagi kepentingan lembaga pendidikan.
3. Perencanaan ulang organisasiÂ
Ketika sumber konflik datang dari kondisi kerja, pekerjaan dapat dimudahkan melalui tanggung jawab.Â
Kepala sekolah melakukan penstrukturan organisasi ulang dengan melibatkan pihak-pihak yang berkonflik secara fair, dengan memanfaatkan mediator.
4. Perbaikan praktek organisasi
Ketika konflik berkaitan dengan praktek-praktek organisasi, rumuskan sub tujuan bersama. Hilangkan praktek organisasi yang bermakna ganda, perbaiki kebijakan, prosedur dan peranan yang dikonflikkan, modifikasikan komunikasi multi arah, putarlah personil, buatlah sistem penghargaan yang sehat dan program pelatihan berkelanjutan.