Mohon tunggu...
Hendri Muhammad
Hendri Muhammad Mohon Tunggu... Wiraswasta - Welcome Green !! Email: Hendri.jb74@gmail.com

... biarlah hanya antara aku dan kau, dan puisi sekedar anjing peliharaan kita

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Timnas U23 dan Ibu Pertiwi yang Sedang Gundah

28 April 2024   17:15 Diperbarui: 29 April 2024   23:27 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: Kompas.com

"Too much love will kill you ..."

Realitasnya mungkin tidak sedramatis seperti yang dilagukan Freddy Mercury dalam lirik lagu diatas, namun cinta memang memiliki sisi lain yang menjadikannya destruktif.

Aku sedang ingin mengekspresikan apa yang kurasakan. Antara antusiasme yang bergejolak dibalut euforia kegembiraan yang membara menyambut partai semifinal AFC U23 antara Indonesia vs Uzbekistan, tapi disisi lain aku juga merasakan keresahan mendalam melihat situasi yang berkembang.

Izinkan aku menjalaskan gejolak perasaan ini secara perlahan.

Hiruk-pikuk itu memang sedang membahana di seluruh negeri. Kita semua larut dengan kegembiraan setelah garuda muda mampu tampil luar biasa; diluar ekspektasi kita semua. Mereka tidak hanya memberi kita kejutan dengan terus melangkah jauh, tapi kita juga dibuai dengan sepakbola indah yang mereka mainkan.


Bahkan para pundit dan pengamat sepakbola luar negeri pun terkagum-kagum dengan kejutan demi kejutan yang dihadirkan garuda muda.

Pengamat sepak bola Australia, Paul Williams, bahkan menulis artikel di media The Asian Game dengan judul yang bombastis, "Apakah kita sedang menyaksikan kebangkitan raksasa Asia yang tertidur?"

Artikel Paul williams tersebut berangkat dari premis bahwa artikel sejenis telah ditulis secara berkala selama beberapa dekade terakhir, dimana selama itulah Indonesia disebut-sebut sebagai raksasa tidur sepak bola Asia.

Paul Williams menjelaskan bahwa walaupun terdengar klise, namun jika saja Indonesia bisa melakukannya dengan benar, Asia akan memiliki negara adidaya baru. 

Indonesia adalah negara dengan perekonomian yang berkembang pesat, pertumbuhan populasi generasi muda, dan kecintaan terhadap sepak bola, semua hal tersebut ada di Indonesia.

Artikel Paul Williams tentang sepakbola Indonesia ini langsung diamini oleh ketua PSSI Erick Thohir.

Dalam siaran pers PSSI di Jakarta pada Sabtu, Erick mengatakan, "Selama ini kita seperti raksasa tidur dan butuh bangkit kembali karena mimpi Garuda ingin terus terbang tinggi."

Tiba-tiba semua pihak seperti tersadarkan ntuk merumuskan sebuah sistem nilai yang baru yang jauh berbeda dari tempat dimana sepakbola  kita berada beberapa waktu lalu.

Suka tidak suka, sadar tidak sadar, perisiwa-peristiwa yang terjadi belakangan ini sudah dijadikan momentum untuk menempatkan standar baru yang lebih tinggi yang melahirkan ekspektasi yang lebih tinggi pula pada timnas U23 .

Belum lagi semua harapan dan ekspektasi itu lalu dikemas dalam bungkus "nasionalisme" lengkap dengan simbol-simbol merah putih dan lambang garuda di dada untuk kita tempatkan di pundak garuda muda.

Talenta-talenta muda ini seolah-olah sedang diposisikan sebagai para patriot bangsa yang sedang berjuang demi bangsa dan negara, demi ibu pertiwi, di kompetisi sepakbola Asia.

Ayolah.., tidakkah ini sudah terlalu berlebihan? AFC U23 masih kategori kompetisi kelompok umur.

Aku yakin Ibu Pertiwi menjadi gundah-gulana melihat bagaimana putra-putra terbaiknya diperlakukan.

Aku membayangkan Ibu Pertiwi seperti ibu-ibu lain yang penuh dengan kasih sayang, yang sangat permisif dengan karakter anak-anak muda yang jauh dari kata sempurna, dan juga mudah memaafkan setiap kesalahan yang dilakukan.

Apa yang mungkin ingin dikatakan oleh Ibu Pertiwi justru bagaimana kita menjaga talenta-talenta muda ini agar bisa terus berkembang, secara teknis dan mental, hingga mereka bisa menjadi andalan bagi tim nasional di level yang lebih tinggi, di level senior.

Kita tentu paham bahwa kegundahan ini berangkat dari kenyataan bahwa sepakbola Indonesia memiliki dua wajah yang berbeda; antara kecintaan pada olahraga ini disatu sisi, dan potensi destruktif yang bisa ditimbulkannya disisi lain.

Paul Williams dalam artikelnya mengatakan hanya sedikit negara di Asia yang memiliki kecintaan yang sama terhadap olahraga ini seperti Indonesia, sesuatu yang terkadang menjadi penyebab kejatuhan sepakbola negara ini, dengan jumlah kematian penggemar yang sangat tinggi selama beberapa dekade terakhir.

Tragedi kanjuruhan adalah contoh memilukan tentang betapa besar potensi kerusakan yang bisa ditimbulkan oleh sepakbola indonesia.

Belum lagi talenta-talenta garuda muda juga akan berhadapan dengan para fans dan netizen yang terkenal kejam. Mereka mampu bertindak tanpa belas kasihan untuk "merujak" pemain-pemain yang tampil mengecewakan jika timnas kalah.

Sudah puluhan tahun kita berhadapan dengan kenyataan bahwa pemain-pemain timnas yang berprestasi di usia muda tidak mampu bersinar ketika berada di level senior. Sebagian besar dari mereka sudah layu sebelum berkembang.

Aku ingin mengingatkan bahwa secara organisasi, garuda muda sudah memenuhi target-target yang dipatok federasi, dan itu sudah cukup buatku. 

Moment semifinal AFC U23 ini seharusnya menjadi titik dimana mereka bisa memainkan sepakbola dalam wujud aslinya yang membuat sepakbola begitu dicintai, yaitu dengan cara yang penuh kegembiraan.

Aku hanya ingin garuda muda menikmati semua hal sejak masa persiapan maupun saat pertandingan melawan Uzbekistan nanti tanpa perduli apapun hasil yang akan mereka peroleh.

Mereka boleh mengekspresikan semua kegembiraan selayaknya ekspresi kegembiraan anak-anak muda seandainya kemenangan bisa diraih, namun aku juga ingin mereka tetap berdiri tegak walaupun kekalahan yang menghampiri.

Aku tidak ingin melihat mereka menangis. Biarlah kita saja para fans dan masyarakat Indonesia yang meneteskan air mata karena mereka telah berhasil membangkitkan harapan terkait satu mimpi tentang kejayaan sepakbola Indonesia yang telah sekian lama terkubur dan hampir hilang dari ingatan.

Bagiku, trophy Piala Asia U23 dan Tiket Olimpiade Paris 2024 hanyalah bonus tambahan dari prestasi yang sudah mereka toreh. 

Selamat beranding dengan penuh kegembiraan Garuda Muda!

Ref:

https://www.theasiangame.net/are-we-witnessing-the-awakening-of-asias-sleeping-giant/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun