Mohon tunggu...
Hendra Wattimena
Hendra Wattimena Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Puisi | Perencanaan Wilayah | Politik | Olahraga | Isu Terkini

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kumat-kamit Rindu

25 Juli 2021   21:59 Diperbarui: 24 September 2024   00:56 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kumat-kamit rindu pada jumat yang rumit 

tiba-tiba mencoret awan putih dengan sebait puisi 

segelas kopi pahit tanpa sengaja pamit menuju rongga mulut
setiap tetesannya ada kenangan saling beradu
kemudian ditinggalkannya endapan rindu

ciuman manis menggaris pelipis
dua ekor belibis bermesraan di tepi telaga
mata memandang rayuan menendang
angin sepoi-sepoi menghanyutkan dua insan
tenggelam pada samudra cinta

senyuman demi senyuman termaktub
pada katup-katup jantung
berdetak kencang menghasilkan suar
pertanda kebersamaan ini tak boleh berakhir

percikan asmara membakar dada
api berkobar semerah darah
menit bertarung sengit dengan detik
jarum jam berhenti
hati melepaskan empedu
rindu terus bergulat sampai senja tiba

di tepi danau air mulai keruh
dua ekor belibis makin terlarut dalam kemesraan
angin semakin sepoi
langit semakin jingga
asmara makin membara
terlelap sudah keduanya
dalam kenangan indah
Rumah Tiga, 25 Juli 2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun