Mohon tunggu...
hendra setiawan
hendra setiawan Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar Kehidupan. Penyuka Keindahan (Alam dan Ciptaan).

Merekam keindahan untuk kenangan. Menuliskan harapan buat warisan. Membingkai peristiwa untuk menemukan makna. VERBA VOLANT, SCRIPTA MANENT.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mereproduksi Hoaks Berbasis Agama, Sampai Kapan Dibiarkan?

27 November 2021   17:00 Diperbarui: 27 November 2021   17:04 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkapan layar berita (dok. pribadi)

Tahun 2016, teulang lagi hal yang sama. Kabarnya menjadi viral. Namun, meskipun ada penegasan dari  sumber-sumber yang jelas, toh nyatanya kabar ini tidak serta menghilang begitu saja.

Terbukti dari jejak digital yang berseliweran. Dua tahun kemudian, masih dengan tema yang sama, orang juga gampang terhebohkan kembali dengan isu-isu yang dihembuskan seperti ini.

Tangkapan layar berita (dok. pribadi)
Tangkapan layar berita (dok. pribadi)

Berita tak benar dimulai 2014, diproduksi lagi 2016, dimunculkan ulang di 2018, dan tetap menjadi heboh 2021. Bayangkan ini masih satu tema. Belum yang lain-lainnya. Mengapa tak juga bisa belajar memahami kondisi seperti demikian?

Langkah Taktis

Melawan hoaks memang tak mudah. Akan selalu ada di masa-masa mendatang. Entah itu dengan berita yang baru sama sekali. Entah itu sebuah perulangan dengan modifikasi sana-sini. Atau tetap saja dengan hoaks-hoaks lama, yang temanya dinilai teramat sangat menarik.

Agama, pada kurun waktu belakangan ini memang menjadi isu krusial. Saya tidak menolak upaya untuk meningkatkan kesadaran iman pada internal umat beragama. Namun cara-cara yang berlawanan dengan kepatutan, juga tak bisa ditolerir.

Melalui platform penulis keroyokan seperti Kompasiana ini yang berulang tahun ke-13 pada 22 Oktober lalu, sebenarnya juga punya peran dalam melawan hoaks yang beredar. Sedikit mengutip inti pesan dari penyelenggaraan HUT tersebut (sumber bacaan) adalah: membangun opini bermakna, turut mengambil peran sebagai medium opini yang mengedepankan konten yang berwawasan, sehingga menimbulkan dampak baik serta dapat mendorong literasi digital masyarakat Indonesia”. 

Hal penting seperti kutipan tersebut, sepatutnya juga dimiliki oleh para pegiat literasi pada umumnya. Di manapun tempat dan melalui wadah media apapun dalam menuangkan karyanya. Mari sedapat mungkin membangun literasi yang sehat dan mencerdaskan...

27 November 2021

Hendra Setiawan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun