Mohon tunggu...
hendra setiawan
hendra setiawan Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar Kehidupan. Penyuka Keindahan (Alam dan Ciptaan).

Merekam keindahan untuk kenangan. Menuliskan harapan buat warisan. Membingkai peristiwa untuk menemukan makna. VERBA VOLANT, SCRIPTA MANENT.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Hari Satwa Sedunia dan Misi Maskot Olahraga

6 Oktober 2021   17:00 Diperbarui: 8 Oktober 2021   22:26 635
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Drawa (kanan) dan Kangpo (kiri) akan menjadi Maskot PON 2020 Papua yang diperkenalkan pada Rabu, 20 November 2019.| Sumber: Antara/Bayu Kuncahyo

Bulan Oktober ini, makhuk hidup spesies hewan, binatang, alias satwa mendapat perhatian khusus dari manusia. Tanggal 4 Oktober kemarin, masyarakat sedunia memperingatinya sebagai Hari Satwa Internasional/Sedunia.

Merujuk pada KBBI, pengertian satwa identik dengan binatang. Ada 4 pengertian lainnya secara spesifik, yaitu:

1. Satwa Buru, yaitu satwa liar yang menurut undang-undang atau peraturan telah ditetapkan untuk dapat diburu;

2. Satwa Langka, yaitu binatang yang tinggal sedikit jumlahnya dan perlu dilindungi (seperti jalak putih, cenderawasih);

3. Satwa Liar, yaitu  semua binatang yang hidup di darat dan di air yang masih mempunyai sifat liar, baik yang hidup bebas maupun yang dipelihara oleh manusia;

4. Satwa Migran, yaitu satwa yang berpindah tempat secara teratur dalam waktu dan ruang tertentu.

Adapun regulasi untuk perlindungan terhadap hewan ini diatur, misalnya ketentuan Pasal 302 KUHP tentang Perlindungan Hewan, UU No. 18 Tahun 2009 jo UU No. 41 Tahun 2014 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan, dan UU No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. 

Termasuk di dalamnya adalah peraturan peraturan perundangan turunannya.

Kesadaran Baru

Hewan, memang termasuk salah satu rantai makanan dari manusia. Namun makin meningkatnya populasi spesies manusia, habitat alami sebagian hewan ini ikut tergerus. 

Ada pula yang mendekati angka kepunahan. Belum lagi dengan pemanfaatannya sebagai bahan pangan atau keperluan lainnya, makin tidak sejahtera koloni hidup mereka.

Tentu dengan adanya peringatan hari satwa ini, kepedulian terhadap hewan-hewan di sekitar, juga melalui habitat hidupnya, bisa ditingkatkan. Minimal dengan cara sederhana seperti menyayangi hewan-hewan peliharaan atau liar. 

Atau tidak mempergunakan produk olahan yang berbahan dasar dari hewan tertentu (yang di ambang kepunahan). Atau tidak mengonsumsi jenis hewan tertentu (yang memang bukan untuk konsumsi pangan pada normalnya).

Momentum Hari Satwa Sedunia juga menjadi refleksi; sebagai pengingat agar setiap manusia menyadari kondisi habitat dan hak-hak satwa yang ada saat ini. Peran satwa di alam memiliki peran penting di dalam kelangsungan ekosistem kehidupan. Matinya satu rantai kehidupan akan berdampak kepada yang lainnya.

Sumber: mongabay.co.id
Sumber: mongabay.co.id

Maskot Olahraga dan Kesadaran Kecintaan Satwa

Event olahraga yang paling aktual saat ini adalah Pekan Olahraga Nasional (PON) XX yang diselenggarakan di tanah Papua. Sebenarnya kegiatan empat tahunan ini dijadwalkan pada tahun 2020 lalu (20 Oktober-2 November). Berhubung masa pandemi, akhirnya ditunda setahun (2-15 Oktober 2021).

Salah satu bagian dari penyelenggaraan kegiatan akbar olahraga, baik tingkat nasional atau regional dan internasional, peran serta "maskot" menjadi elemen yang penting. Ia menjadi semacam brand, simbol, pengingat atau justru menjadi ajang kampanye; memberi pesan atau misi tertentu.

Maskot, dalam pengertian KBBI memang tidak sebatas mengambil bentuk hewan. Bisa juga dari orang atau benda, yang kemudian diperlakukan sebagai lambang. Dengan kata lain, maskot adalah sebuah unsur yang sengaja diciptakan untuk kepentingan tertentu.

Maskot ini berfungsi sebagai karakter hidup. Ia harus mampu melakukan sesuatu, bertindak sebagaimana plot, alur yang telah disesuaikan dengan karakternya. Persepsi masyarakat atas maskot adalah cerminan dari brand (merek) yang dimaksud.   

Pada gelaran PON XX Papua 2021 ini, ada dua hewan khas dari Bhumi Cenderawasih yang diperkenalkan kepada publik. Mereka diberi nama "Kangpho" dan "Drawa".

Mengenal Satwa Khas Papua

Kangpho adalah jenis kanguru pohon. Salah satu di antaranya yang terkenal adalah Kanguru pohon mantel emas, yang bernama latin Dendrolagus pulcherrimus. Warna kuning keemasan ada di bagian pipi, leher, dan kakinya. Oleh karena itu ia dujuluki "si mantel emas".

Kanguru, satwa marsupial atau mamalia yang berkantung di perutnya. Memang, nama yang satu ini lebih terkenal sebagai hewan khas benua Australia. Namun jika dibandingkan perawakannya, kanguru Papua ini memiliki tubuh lebih kecil. Ia termasuk hewan yang memakan buah dan biji-bijian.

Panjang tubuh hewan ini berkisar 41-77 cm, dengan panjang ekor 40-80 cm, dan berat 7-15 kilogram. Kanguru pohon lebih banyak beraktivitas di atas pepohonan dan sesekali turun ke tanah untuk mencari sumber air minum.

Secara fisik, kanguru pohon cenderung berwarna coklat muda dengan rambut halus di seluruh tubuhnya. Hewan ini juga memiliki ekor yang panjang. Pada ekornya itu, terdapat motif lingkaran seperti cincin dengan warna lebih cerah.

Penemuan kanguru pohon sebenarnya juga belumlah terlalu lama, baru tahun 1990 oleh Pavel German di Gunung Sapapu, Pegunungan Torricelli, Papua Nugini, pada ketinggian 680--1.700 meter di atas permukaan laut. Populasi lainnya ditemukan di wilayah terpencil di Pegunungan Foja, Papua, Indonesia.

Maskot Kangpho alias kanguru pohon mantel emas (Gambar: LIPI via mongabay.co.id)
Maskot Kangpho alias kanguru pohon mantel emas (Gambar: LIPI via mongabay.co.id)

Sedangkan Drawa sendiri secara tampilan barangkali sudah lebih akrab dikenal. Ya, maskot ini adalah gambaran dari Burung Cenderawasih, yang bernama latin Paradisaea raggiana. Ia adalah jenis burung berkicau yang berukuran sedang, dengan panjang sekitar 34 cm.

Secara keseluruhan di dunia, terdapat 30 jenis cenderawasih dan 28 jenis di antaranya berada di Papua. Wow, hebat sekali kekayaan pulau yang berbatasan langsung dengan Papua Nugini ini.

Salah satu jenis hewan yang dianggap 'burung surga' dan sangat disakralkan ini adalah "apoda" atau dikenal pula dengan sebutan Cenderawasih ekor emas. Jenis cenderawasih ini sering dijumpai karena dijadikan sebagai mahkota, untuk acara seremonial dan diperdagangkan.

Maskot Drawa Drawa alias Cendawasih (Gambar: LIPI via mongabay.co.id)
Maskot Drawa Drawa alias Cendawasih (Gambar: LIPI via mongabay.co.id)

Pesan Tersirat

Maskot adalah representasi dari sebuah pesan tersirat. Namun gagasan tersuratnya pasti ada. Hal ini bisa dibaca dan dimengerti lebih dalam dari makna simbol yang termuat di dalamnya. Menyukai maskotnya semata tanpa mengetahui misinya, tentu tak afdol rasanya.

Terkait dengan itu, tentu saja tagline "Torang Bisa" (Kita Orang, Bisa!) pada PON XX Papua itu sendiri. Kata-kata ini jelasnya tak hanya spesifik ditujukan kepada para atlet yang berada di arena olahraga. Semangat besar dan optimisme ini tak melulu juga dibebankan pada mereka yang statusnya sebagai olahragawan/olahragawati.

Dukungan kita sebagai anak bangsa, dengan cara mengenal lebih dalam makna maskot dan misi di dalamnya juga terasa penting. Dengan mengetahui lebih banyak kekayaan alam, terutama satwa khas di Nusantara, bisa menjadi kebanggaan sendiri.

Tentu, ikut serta menjaga kelestariannya dari ancaman perburuan liar, menjadi hal yang tak bisa ditawar lagi. Jangan sampai maskot dibuat hanya sebagai pengingat bahwa "... pada suatu masa yang lalu, ada satwa khas yang sekarang sudah punah. Kini kita hanya bisa mengenangnya lewat maskot yang tercipta ini." 

Sebaliknya, "... maskot ini hendak menunjukkan bahwa di tanah air kita, satwa ini masih terjaga baik populasinya."

Selamat merayakan Hari Satwa Sedunia dan selamat mengikuti gelaran PON XX Papua 2021. Sukseskan.... Torang Bisa!

6 Oktober 2021

Hendra Setiawan

*)  Bacaan:  DitjenPKH,  Mongabay,  Liputan6,  Kompas

**)  Sebelumnya (Artikel Utama):  Memanfaatkan Ulang Bahan Limbah Dapur yang Terbuang untuk Berkebun

Video: Indahnya Bunga Tabebuya Serempak Mekar di Surabaya 2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun