Mohon tunggu...
hendra setiawan
hendra setiawan Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar Kehidupan. Penyuka Keindahan (Alam dan Ciptaan).

Merekam keindahan untuk kenangan. Menuliskan harapan buat warisan. Membingkai peristiwa untuk menemukan makna. VERBA VOLANT, SCRIPTA MANENT.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Festival Tabebuya Surabaya

2 Desember 2019   17:17 Diperbarui: 2 Desember 2019   17:28 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Zaman sekarang, orang dituntut kreatif supaya tetap leading; bisa tampil di depan. Tidak ketinggalan, tapi terus bergerak. Apalagi dengan kemajuan teknologi digital, semua dengan gampang dilakukan.

Salah satu ide kreatif yang ditampilkan oleh arek Surabaya dalam hari-hari belakangan ini adalah maraknya pohon Tabebuya yang mekar indah di bulan November. Sudah puluhan, ratusan, atau bahkan mungkin ribuan foto sudah diambil oleh setiap individu yang tertarik mengabadikannya. Terus...?

 ***

Dua minggu lalu (17/11/2019), saya menulis tentang sensasi mekarnya Tabebuya warna merah muda alias pink yang banyak bermekaran di berbagai sudut jalan di kota Surabaya (simak di https://www.kompasiana.com/hendra.setiawan/5dd10180d541df52857ca162/merasakan-sensasi-tabebuya-pink-di-surabaya). Eh, esoknya muncul berita-berita seputar keindahan mekarnya Tabebuya. Begitupun pada hari-hari berikutnya.

Kolase berita. Sumber sesuai judul pemberitaan
Kolase berita. Sumber sesuai judul pemberitaan

Nah, jadi ini rupanya secara tidak langsung, saya ikut andil memberi  inspirasi kepada awak media ya, hehehe... Mereka dapat ide berita baru, dapat bayaran, saya cuma dapat berita dan foto dalam  versi lain. Hahaha... Ah, sudahlah tak mengapa. Kepuasan batin tidak bisa semata diukur dengan nominal rupiah saja, kan :).

Masih Berbunga

Ok, di media sosial milik komunitas atau lembaga resmi, biasanya ramai komentar netizen (warganet) yang menanyakan beberapa hal. Biasanya cuma itu-itu saja. Misalnya, lokasi foto di mana, apakah masih ada (mekar), dan seterusnya. Tapi jawabannya yang terkadang tidak mendapat respon balik.

Dok. pribadi
Dok. pribadi

Baiklah, ini cerita terbaru. Memang, beberapa di antaranya lokasi-lokasi favorit yang booming, jelas tidak bisa lagi dijumpai. Kalaupun ada, tinggal beberapa helai. Jadi ya, sudah tidak menarik lagi tentunya.

Tabebuya mekar indah, dalam arti bergerumbul dan masif alias serentak, bisa terjadi beberapa kali dalam setahun. Dalam catatan metafile foto, ini sudah bisa ditemui sejak Juli lalu hingga penyusunan tulisan ini.

Tahun ini sepertinya amat panjang durasi mekarnya. Ada yang di satu area jalan berbarengan. Ada yang cuma beberapa saja yang mekar, bergantian. Salah satunya adalah lokasi dalam foto berikut. Masih mekar, dan kemungkinan jika kemarau alias musim panasnya tetiba tak beralih hujan, pepohonan ini masih akan terus mekar.

Dok. pribadi
Dok. pribadi

Eh, btw, pas lewat sini tadi pagi, ada salah satu rumah ibadah yang menyediakan sarapan gratis buat masyarakat umum. Selamat memasuki Adven ya, buat saudara/i umat kristiani.... Iya, tak terasa, sudah Desember, mau Natalan lagi....

Festival Tabebuya Surabaya

Hari ini, 1 Desember 2019, memang cukup banyak agenda acara yang berlangsung bersamaan. Dalam rangka peringatan hari AIDS misalnya, ada komunitas mahasiswa/i yang bagi-bagi bunga mawar merah. Di samping tentunya aksi galang tanda tangan, seperti kebanyakan cerita.

 Nah, di hari Minggu ini pula, Tabebuya sepertinya akan menjadi ikon wisata baru buat Surabaya. Jika tahun ini hanya dilakukan seremonial yang sederhana. Maka di tahun mendatang, tentu akan diupayakan yang lebih meriah lagi. Tapi, "Aku wis gak dadi walikota, Rek..." ujar Bu Risma, walikota Surabaya, di sela sambutan nonformal dalam acara awarding Festival Tabebuya Surabaya 2019.

Dok. pribadi
Dok. pribadi

Kegiatan yang digelar bersama antara Pemkot Surabaya, beserta media terbesar asal kota Pahlawan dan salah satu bank BUMN ini memang cukup singkat melakukan promosi acara. Cuma satu minggu belakangan, berupa lomba foto IG dengan tiga tema berbeda. Kategori buat pelajar dan tingkat umum, serta foto model on the spot di hari ini.

Ada kisah-kisah menarik disampaikan oleh para 'petinggi' penggagas acara sebelum ada pembagian bibit Tabebuya ini. Kisah tentang tahun-tahun awal (4-5 tahun pertama) Tabebuya ditanam. Biasa, dan tidak istimewa. Subur juga tidak. Namun, 10 tahun sesudahnya, hasilnya baru terasa. Suasana jalanan Surabaya menjadi berbeda. Apalagi jika melihat warna-warni keindahan foto yang ditampilkan di media sosial. Pertanyaannya, "Terus, mau diapakan?"

Dok. pribadi
Dok. pribadi

Maka, seperti di awal tulisan ini, kreativitas itu sangat perlu. Maka, dengan pencanangan kegiatan Festival Tabebuya Surabaya, di tahun mendatang, diharapkan akan semakin banyak lagi wisatawan yang berkunjung ke kota Surabaya. Dengan begitu, geliat ekonomi akan terus berputar. UKMK yang memproduksi olahan Tabebuya, bisa makin berkreasi. Wah, salut ya....

Buat penutup, Tabebuya ternyata juga punya kisah humanis. Serentaknya masa tanam awal Tabebuya berbarengan dengan proyek perluasan makam kota. Jadi, para petugas penggali makam, itu wajahnya terlihat 'menyeramkan'. Tapi ketika mereka terlibat dalam penggalian untuk proyek penghijauan kota, wajahnya jadi cerah ceria. Jadi, Tabebuya menjadi menjadi semacam refreshing-nya.

Haha... ada-ada saja. Tapi bisa jadi benar.  Cobalah berfoto dengan latar belakang Tabebuya mekar, pasti otomastis tersenyum. Wajah cerah ceria yang ditampilkan. Pose yang keren-keren yang ditunjukkan.

Wajah yang ceria, menandakan hati yang gembira. Dan hati yang gembira itu adalah obat dari segala penyakit. Demikian kata sang penyair Kitab Kebijakan.

Selamat bersenang-senang. Selamat menikmati keceriaan di hari Minggu....

Salam damai...

Dok. pribadi
Dok. pribadi

Hendra Setiawan

Surabaya, Minggu Adven I
1 Desember 2019

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun