Mohon tunggu...
Hen AjoLeda
Hen AjoLeda Mohon Tunggu... Buruh - pengajar dan pegiat literasi, sekaligus seorang buruh tani separuh hati

menulis dan bercerita tentang segala hal

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Negarawan dan Transformasi Sosial

14 Mei 2024   01:10 Diperbarui: 14 Mei 2024   01:16 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: https://geotimes.id/opini/sang-negarawan/

Ketiga, negarawan yang memiliki visi keindonesiaan adalah mereka yang memahami pentingnya pembangunan berkelanjutan. Mereka menyadari bahwa pembangunan ekonomi harus berjalan sejalan dengan pelestarian lingkungan dan kesejahteraan sosial.

Fakta bahwa dalam relasi pembangunan yang bersifat trade-off antara pembangunan ekonomi dan pelestarian lingkungan hidup dan perlindungan sumber daya alam (SDA) masih terus berlangsung di Indonesia hingga saat ini.

Alih-alih mengejar kinerja pertumbuhan ekonomi, tetapi tidak diiringi dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat, juga tidak diikuti oleh perbaikan kualitas lingkungan dan pengelolaan SDA yang berkelanjutan. Prioritas untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi cenderung lebih dominan daripada usaha untuk melindungi lingkungan hidup.

Dua kepentingan yang bertentangan tersebut sering terjadi di Indonesia, terutama dalam konteks pembangunan infrastruktur seperti bendungan besar, industri, pertambangan, sektor pariwisata, dan berbagai kegiatan pembangunan lainnya.

Oleh karena itu, kita butuh negarawan yang memiliki gagasan-gagasan inovatif untuk mengatasi ancaman triple planetary crisis (perubahan iklim, deforestasi, kepunahan keanekaragaman hayati dan polusi) yang muncul akibat dominasi pembangunanisme ekonomi.

Pemimpin yang memperjuangkan keadilan sosial dan ekonomi, memastikan bahwa setiap warga negara memiliki akses yang sama terhadap pendidikan, kesehatan, dan kesempatan ekonomi serta kelestarian lingkungan hidup bagi generasi mendatang.


Dengan demikian, menyambut kepemimpinan transisi yang akan memimpin Indonesia kedepan, kita butuh sosok negarawan untuk menjawab tantangan kebangsaan yang tengah terjadi saat ini.

Seorang negarawan bukanlah sembarang tokoh. Ia sosok yang sepenuh jiwa raga mengabdi pada kepentingan bangsa dan negara, kaya gagasan untuk memandu bangsa ke depan, disertai keluhuran budi dan laku teladan (Bharoto, Kompas 6 September 2021). 

Sosok yang "sepi ing pamrih rame ing gawe", kata orang Jawa yang artinya tidak mengharapkan imbalan atau balasan namun tetap sungguh-sungguh dalam bekerja.

Atau yang dalam bahasa orang Flores-Nagekeo, sebagai "mosa ngai laki zede" (pemimpim yang arif dan bijaksana), "mosa modhe laki pawe" (pemimpin yang baik), "mosa milo laki lina" (pemimpin yang bersih), "mosa kisa, ma'e mosa wisa" (pemimpin yang adil dan tidak memihak).

Jadi, kita butuh seorang negarawan tetap teguh pada integritas dan bijaksana. Memimpin negara dengan visi yang jauh ke depan untuk kebaikan bangsa, melebihi kepentingan individu atau kelompok tertentu. Selalu menjadi suara mewakili kepentingan publik, dengan mengutamakan kepentingan nasional di atas segalanya, bahkan di atas kepentingan pribadi, kelompok, atau kepentingan politik yang sifatnya pragmatis jangka pendek.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun