Mohon tunggu...
Hen AjoLeda
Hen AjoLeda Mohon Tunggu... Buruh - pengajar dan pegiat literasi, sekaligus seorang buruh tani separuh hati

menulis dan bercerita tentang segala hal

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jalan Baru Rekonsiliasi Politik Oligarki Pasca Pilpres 2024

12 April 2024   22:43 Diperbarui: 12 April 2024   23:03 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertemuan antara Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Rosan Roeslani, dengan Megawati menandakan langkah awal yang positif dalam merajut hubungan politik yang lebih inklusif.

Langkah-langkah rekonsiliasi yang dilakukan oleh Prabowo Subianto memiliki dampak yang sangat penting dalam konteks politik Indonesia pasca-Pemilihan Presiden 2024.

Pertama, langkah ini memberikan sinyal positif kepada masyarakat bahwa perdamaian politik dan stabilitas negara diprioritaskan di atas segala kepentingan politik sempit. Kedua, langkah ini juga menunjukkan kedewasaan politik para elit dalam menjalankan peran sebagai pemimpin yang mengayomi semua elemen masyarakat.

Rekonsiliasi Oligarki Pasca Pilpres dan Politik Dagang Sapi

Rekonsiliasi antara para para elit politik, bisa dimaknai sebagai rekonsiliasi oligarki, sebagai strategi untuk memperkuat basis politik dan memperluas pengaruh politik mereka.

Dalam sejarah politik Indonesia, oligarki politik seringkali menggunakan berbagai taktik politik, termasuk rekonsiliasi, untuk membangun aliansi, mengamankan dukungan politik, dan memperoleh akses ke sumber daya politik yang penting.


Rekonsiliasi antara para oligarki politik bisa menjadi bagian dari apa yang disebut sebagai "politik dagang sapi". Para pemimpin politik atau partai politik bisa saja saling bertukar dukungan politik, jabatan, atau akses ke sumber daya politik lainnya dalam rangka memperkuat posisi mereka di arena politik.

Taktik politik seperti rekonsiliasi dan politik dagang sapi dapat memberikan keuntungan politik jangka pendek bagi para oligarki politik yang terlibat, namun tidak menghasilkan kebaikan yang sejati bagi masyarakat atau negara, merusak demokrasi, memperdalam polarisasi politik, dan melemahkan fondasi negara.

Karena itu, warga yang kritis, masyarakat sipil yang kuat, harus terus mendorong para pemimpin politik untuk bertindak dengan integritas, transparansi, dan untuk mengutamakan kepentingan nasional di atas kepentingan pribadi atau partai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun