Mohon tunggu...
Helwiyah ewi
Helwiyah ewi Mohon Tunggu... Guru - Lakukan Yang terbaik

Blogger. ,writer, teacher

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Misteri Kamar Belakang

1 Januari 2023   20:30 Diperbarui: 1 Januari 2023   20:52 618
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kubasuh wajahku dengan  air wudhu, terasa sejuk dan segar. Bersegera menunaikan sholat subuh dan dilanjutkan dengan tadarus al qur'an.  Di ayat ayat awal  kubaca semua berjalan normal,  tak ada yang aneh. Namun ketika membuka lembaran ke dua, kuletakkan al qur_an di atas bantal, tiba tiba lembaran lembaran  al _qur'an bergerak sendiri dengan cepat dengan hembusan angin yang entah dari mana datangnya.  Dengan kaget aku lompat  dari  kasur, dan melangkah mundur.  Aku keluar kamar dan duduk tertegun di  kursi ruang tamu. Lama aku duduk disitu sambil berdzikir dengan apapun yang kubisa.

" Ada apa teh, Kok  duduk disitu masih pakai mukena?" tanya adikku heran , ketika waktu sudah menunjukkan pukul setengah enam. Di luar sudah nampak terang. Tari membuka gorden dan jendela agar cahaya pagi dan udara segar masuk rumah.

" Iqbal sudah pulang?" tanyaku tanpa mengindahkan pertanyaan Tari.

" Belum, katanya sih besok pagi baru pulang, masih ada kerjaan", jawabnya

" Semalem kamu ke kamar teteh gak?"

" Enggak, khan jagain anak  anak yang semalem akhirnya bisa tidur pulas".

Nah... jadi siapa yang geser nutup pintu kamar jam 2 tadi?

Angin darimana juga yang  menggerakkan lembaran lembaran al Qur,an ku.

Pagi di Bandung sangat sejuk, angin dingin menyapu wajahku yang berjalan jalan menggandeng tangan kedua bocah keponakan ku, masih agak hangat tapi mereka perlu udara dan cahaya pagi .  Sesekali berhenti untuk jajan sarapan dan cemilan khas daerah itu. Mereka nampak bahagia dan bisa bercanda.

" Cuma kalau ada uwaknya mereka bisa jalan jalan dan jajan, naik becak dan beli mainan, Tari gak ada yang bantuin jaga anak anak".

Mereka berdua adalah keponakan keponakan pertama ku. Ada rasa berbeda antara adik dan ponakan.  Terasa lebih sayang seperti anak sendiri , apalagi mereka juga sangat terbuka dan manja padaku. Hal ini yang menjadi salah satu obat buat mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun