Tanjung Mas (21/7) Â
Terjadinya lonjakan kasus Covid-19 pada wilayah Indonesia merupakah dampak dari penyebaran varian baru virus corona. Varian ini dinamai dengan variant Delta. Varian ini pertama kali ditemukan di India pada Desember 2020. WHO (World Health Organization) melabeli virus ini sebagai variant of concern (VOC), naiknya status varian ini dikarenakan adanya bukti bahwa mutasi menyebabkan virus ini lebih mudah menular.Â
Tingkat penyebaran dari Varian ini menyebar 50% lebih cepat dari pada variant Aplha (yang pertama kali muncul di inggis) maupun strain lainnya. Hal ini membuat fasilitas kesehatan di India pada April lalu mengalami kewalahan karena lonjakan kasus yang sangat cepat.
Varian Delta juga diyakini mengakibatkan gelombang kedua pandemi di Indonesia. Sejak ditemukannya varian ini pada Jakarta dan Kudus menyebabkan kenaikan kasus harian yang sangat signifikan. Oleh karena ini perlu adanya pemahaman masyarakat dalam mengenali varian perlu dilakukan agar dapat dilakukan pencegahan yang efektif.
Helwis Liufandy (20) adalah salah satu mahasiwa UNDIP yang melakukan sosialisasi dan pengenalan variant ini pada masyarakat RW 15 Kelurahan Tanjung Mas, Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang. Sosialisasi ini dilakukan dengan metode " One Door Citizen Information " untuk mencegah terjadinya kerumunan dan menjadi klaster baru dalam penyebaran Covid -- 19.Â
Minimnya sumberdaya membuat sosialisasi tidak mampu dilakukan secara online.Â
Penyebaran informasi ini sangatlah penting untuk memberikan infomasi yang benar kepada masyarakat yang berguna dalam pencegahan maupun untuk menepis stigma masyarakat tentang informasi Covid -- 19 dan vaksinasi yang tidak benar. Dengan adanya sosialisasi ini diharapkan masyarakat mendapatkan pengetahuan dan kesiapan untuk menghadapi virus Covid-19 variant Delta maupun variant selanjutnya.
Dosen Pembimbing Lapangan : Priyo Sidik Sasongko S.Si., M.Kom
Foto Oleh : Â Ezikri Yasra (Oseanografi/ Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
