Mohon tunggu...
Hellobondy
Hellobondy Mohon Tunggu... Pengacara - Lawyer, Blogger, and Announcer

A perpetual learner from other perspectives. Find me on IG : nindy.hellobondy Blog : Hellobondy.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mantan, Reuni atau Ironi?

19 Februari 2020   21:53 Diperbarui: 19 Februari 2020   22:07 306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Вальдемар from Pexels

"Janji ya, kamu gak bakalan ninggalin aku", ucapnya. Mendengar kalimat sakti seperti itu, hati siapa yang tidak terenyuh. Sisa kecup manis di kening pun rasanya mampu untuk membuat ku tidak ingin mandi, biar aroma tubuhnya terus menemani.

Aku termenung setelah dua tegukan gelas kopi di kedai favorit berlogo ratu berambut panjang berwarna hijau, "satu dekade ya?" gumamku.  

Laptop dan HP yang sudah stanby di atas meja ditemani  kopi yang masih hangat. Uapnya mengepul ke udara, seketika ingatanku kembali ke masa itu.

Masa putih abu-abu katanya yang akan terus teringat bahkan ketika kita sudah beranjak menua, ah masa? Tapi kali ini mungkin ada benarnya. Masa-masa SMA tidak lepas  dari kenakalan tidak masuk sekolah, pura-pura sakit agar istirahat di UKS, atau izin ke toilet hanya untuk sebat dua bat, pura-pura membantu guru agar bisa melintas dikelas gebetan.

Iya, kadang hal-hal receh itu yang masih buat senyum-senyum sendiri. Belum lagi masalah percintaan dan persaingan, oh ya apa lagi itu?.

Tapi ini adalah tentang dia, dia yang dulu pernah singgah dan memenuhi ingatan hanya tentang dia.

"kak, pasti mantanya banyak!" entah yang keberapa orang selalu mengira aku ini memiliki banyak mantan, tapi nyatanya tidak demikian. Walaupun aku terlihat aktif dan mudah akrab dengan orang, tetapi tidak mudah untuk menjadikan salah satu atau salah duanya mengikatkan diri untuk menjalani hubungan penuh drama ini aka pacaran.

Dari sekian banyak perjalanan cintaku ini, dari di PHP in, di Ghosting, bertemu F*ck boy berbalut soft boy, berjumpa f*ck boy beneran. Dan ya namanya hidup sebuah perjalanan.

Namun, dari sekian banyak cerita. Tersebutlah sebuah kisah tentang dia, yang ingatnya masih hangat seperti roti boy yang diangkat dari oven, walaupun itu sudah satu decade berlalu.

Tiba-tiba notif whatssap berbunyi, membuyarkan lamunanku. Risa created this grup, Risa added you. "Grup apaan sih ini?"pikirku. Mulailah aku bermain dengan layar HP ku, mengecek siapa-siapa saja di grup ini. Oh Gosh "Reuni SMA Pelangi", secepat kilat notifikasi tidak berhenti. Aku menghela napas dan kembali focus pada pekerjaanku.

"Kamu datang kan?, sebuah pesan masuk dari nomor yang tidak aku kenal. "Ini siapa? Balasku.

Tidak ada foto  profile dan nama, hanya inisial The Star, karena malas aku hiraukan.

Tidak lama kemudian, Risa mengirim pesan "Kal, lu datang kan reunian kita...? Udah lama gak ketemuan tauuu, fyi si Rendra datang keknya uhuuy sekalian nostalgilaaa lah yaa kita", aku hanya mengirimkan emoji senyum serta membalas "Kita lihat nanti ya Ris".

Rendra sosok yang diawal sempat aku mention, tentang dia yang dulu pernah memenuhi ingatanku hanya tentang Rendra.

Hari ini kita cerita tentang Rendra,

Kami jadian ketika SMA, dulu memiliki cita-cita yang sama, berjuang Bersama-sama, dan pengenya ya satu kampus tetap bersama. Namun, ini bukan lampu ajaib yang bisa mengabulkan setiap harapan menjadi nyata. Kami harus berpisah karena aku mendapat kampus di luar pulau. Air mata mengantar kepergianku ke bandara bersama teman-teman lain.

LDR jelas bukan hal yang mudah untuk remaja seperti ku, selalu saja ada godaan, ketakutan dan lain-lain. Pernah aku menelpon dan text hampir setiap menit, dia pun demikan. Kemudian di malam hari kami skype. Pokokny waktu itu 24 jam tidak ada tanpa kabar diantara kami.

Pernah, saat itu ingin melepaskan hubungan ini. Namun ia meyakinkan "Jangan tinggalkan aku". Sepanjang hubungan LDR saat itu, ia pernah berkunjung ke kota ku. Saat itu, ia harus transit beberapa kota, dan seakan sempurna perjuanganya untuk menemuiku.

Aku merantau sendirian, karena memang tekatku ingin menjadi mandiri. Namun, tidak semua berjalan mulus. Suatu musibah terjadi dan itu benar-benar merubah hidupku. Beberapa orang laki-laki melecehkanku. Tidak aku tidak sanggup menceritakan bagian ini, karena seketika rasanya otakku mau pecah, beberapa kali aku tersendak kopi ku.

Tapi, apa Rendra tau? Iya dia tahu, ia pun mendampingi dan menguatkan aku. Bujuk rayunya kali itu meluluhkanku. "Kamu pindah saja, biar aku bisa melindungi mu". Keputusan yang berat, namun akhirnya setelah diskusi panjang, ya aku mengiyakan.

Kembali ke kota asal, aku berharap bisa hidup lebih baik, memulihkan luka ku. Akhirnya aku dan Rendra membangun usaha bersama. Namun, ternyata keadaan tidak berjalan dengan rencana. Ibu Rendra jatuh sakit, ia pun focus pada Ibunya, aku merintis usaha itu pelan-pelan. Tantanganya pun luar biasa. Karena kondisi ku pun belum baik.

Waktu terus berlalu, kondisi Ibunya semakin memburuk, beberapa kali aku datang dan ikut menjaga ibunya. Namun, takdir berkata lain. Ibunya pergi untuk selamanya.

Semenjak itu, hubungan kami merenggang. Ia yang sulit dihubungi, aku pun berusaha memaklumi  dan menunggu hingga 40 hari Ibunya. Tetapi tidak ada tanda-tanda bahwa hubungan kami membaik. Ia terus menghindar dan menghilang.

Sempat aku menghubungi teman-temanya untuk meminta bantuan, dan "mengemis" ke rumahnya. Tapi ia tidak bergeming. Aku heran "Apa salahku" selalu kalimat itu terkenang setiap waktu.

Pernah kami bertemu, semua terasa kaku dan dingin. Aku heran, tetapi aku berusaha setenang mungkin. Sorot matanya berbeda, namun tatapan mataku masih sama. Entah, bagaimana semua percakapan dimulai, dan tiba-tiba ia berkata "kamu perempuan membawa sial". Aku tersambar petir, hujan air  matapun tak kuasa aku bending. Tanpa kata putus atau apapun ia menghilang dan hilang.

Apa ini pertama kalinya ia demikian? Oh ternyata tidak, prilaku kasarnya sudah berulang kali,namun lebih ke pskikisku. Berkata kasar, memaksaku melakukan hal-hal yang tidak aku mau. Bahkan rasanya aku diperkosa.

Waktu yang lama untuk menyembuhkan luka, walaupun bertahun-tahun tapi entah mengapa aku masih mengharapkanya, seolah hanya dia yang bisa menerima dan membuatku bahagia.

"Apa iya aku harus gini-gini aja!", entah setan apa saat itu merasuki ku. Aku belajar tentang kesehatan mental, dan semakin aku belajar, aku menyadari betapa sebenernya hubunganku dulu TOXIC.

Iya dan ternyata aku berada dalam posisi yang akupun tidak menyadari ada apa dengan diriku. Aku selalu berusaha untuk mengalihkan semua dengan kegiatan-kegiatan dan pekerjaan, namun itu tetap sama. Apa aku telah lama terluka namun aku tidak menyadarinya?.

Ah entahlaaa....

Dia, diaa adalah Rendra yang telah menikah dan memiliki anak. . .

Kini ia kembali, bertanya apakah aku akan datang ?

Aku harus merevisi janji lamaku, sekarang aku berjanji "Kamu janji yaa untuk mencintai diri kamu sepenuhnya" Ujarku dalam hati.

#TimMieCelor : Fainun, Alma, Nindy

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun