Mohon tunggu...
Helen Adelina
Helen Adelina Mohon Tunggu... Insinyur - Passionate Learner

Try not to become a man of success, but rather try to become a man of value - Einstein

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Kematian, Duka, dan Kehilangan

15 Maret 2022   08:09 Diperbarui: 16 Maret 2022   05:36 1236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kematian (Sumber: Pexels/ Brett Sayles)

Tahap ini memberikan waktu bagi orang yang mengalami duka untuk menyerap secara bertahap hal yang mendukakan dan mulai untuk memprosesnya.

Anger adalah tahap menyalahkan orang lain dan mengalihkan kemarahan kepada keluarga dan teman-teman dekat. Kemarahan adalah usaha menyembunyikan berbagai emosi dan penderitaan yang dialami.

Bargaining adalah tahap untuk mendapatkan kembali perasaan memegang kendali atau dapat mempengaruhi hasil akhir suatu kejadian. 

Pada tahap ini, orang yang berduka berandai-andai dengan menciptakan beberapa skenario “what if” dan “if only”. Bargaining membantu menunda kesedihan, kebingungan, dan rasa sakit.

Depression merupakan “tahap diam” dalam berduka. Pada tahap ini, orang yang berduka mengisolasi diri dari orang-orang untuk mengatasi rasa dukanya. Ada rasa kosong, kewalahan atau putus asa yang dirasakan.

Acceptance adalah tahap di mana orang yang berduka dapat menerima realitas kematian orang yang dikasihinya. Dalam tahap ini, emosi menjadi lebih stabil.

Belakangan, David Kesler dalam bukunya “Finding Meaning” menambahkan tahap keenam dalam proses berduka, yakni “meaning”. 

Pada tahap ini, seseorang yang berduka mencari makna dibalik kematian orang yang dikasihi dan melanjutkan hidup.

Kubler-Ross Grief Cycle | Sumber: psycom.net
Kubler-Ross Grief Cycle | Sumber: psycom.net

Realitas Duka

Pada kenyataannya, proses berduka tidak selalu mengikuti tahap-tahap yang dikemukakan oleh Kübler-Ross secara berurutan dan linier. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun