Dunia politik kerap kali dipandang sebagai sebuah tempat yang dipenuhi oleh orang-orang dengan 'wajah' yang beragam. Politik sebagai bagian hak asasi manusia tentunya menjadi suatu hal yang sulit untuk dihindari oleh setiap individu. Politik yang kerap kali dikaitkan dengan sebuah kekuasaan dan jabatan menjadi perebutan antara individu manusia. Tak jarang seorang individu yang memiliki idealisme tinggi tergoda oleh praktik politik yang kotor. Idealisme yang dikaitkan dengan sebuah prinsip hidup yang dimiliki seseorang menjadi suatu gambaran untuk menilai seseorang. Â Individu- individu yang berniat untuk memasuki dunia politik seringkali menjual idealisme nya untuk bisa mendapatkan perhatian dari masyarakat. Mereka menampakkan kejujuran, cita-cita, dan komitmennya yang tinggi untuk bisa mendapatkan dukungan suara dari masyarakat. Para calon politikus ini akan menolak suatu hal yang tidak sesuai dengan prinsip.Â
Sayangnya, banyak individu yang mulai melupakan idealismenya ketika sudah terjun ke dunia politik. Idealisme yang dimilikinya mulai ditinggalkan demi mendapatkan sebuah posisi yang kuat. Sebab, persaingan di dunia politik yang sangat sengit, membuat individu banyak menghalalkan segala untuk memenangkan pertarungan tersebut. Mereka menjual idealismenya demi sebuah kursi jabatan dalam dunia politik. Banyak sekali contoh yang dapat dilihat dari hal ini pada masa kini. Cukup panjang daftar nama orang-orang yang terpengaruh oleh politik hingga meninggalkan idealismenya.Â
Dalam dunia islam, Politik didefinisikan sebagai suatu urusan yang membawa manusia untuk mengatur kemaslahatan hidup rakyat dan negaranya. Sejak zaman Rasulullah SAW. Politik bukanlah suatu hal yang asing untuk ditemui. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya perjanjian yang dilakukan antara Umat Islam dan Umat lainnya melalui rasulullah untuk menjaga kemaslahatan hidup umat. Kemudian setelah rasulullah wafat, bagaimana kepemimpinan digantikan oleh para khulafaur rasyidin melalui berbagai cara mulai dari musyawarah hingga sebuah wasiat.Â
Meskipun islam mengajarkan berbagai cara yang harus dilakukan oleh seorang muslim supaya tidak melakukan hal-hal yang membawa kemudharatan. Tetap saja, banyak prinsip islam yang dilanggar oleh para pemimpin muslim pada masa kepemimpinannya. Jika dilihat ketika masa Usman bin Affan, khalifah ketiga setelah wafatnya Rasulullah. Usman banyak meletakkan keluarganya dalam jabatan negara meski mereka tidak kompeten. Padahal islam mengajarkan untuk tidak memberikan suatu pekerjaan kepada mereka yang tidak kompeten dibidangnya. Dalam hal ini Utsman telah melanggar prinsip islam.Â
Kemudian pada peristiwa Perang Shiffin dan perang karbala antara Ali bin Abi Thalib dan Muawiyyah bin Abu Sufyan serta Yazid bin Muawiyah dengan Husain bin Ali. Islam mengajarkan untuk menghindari peperangan antar saudara. Namun nyata peperangan ini tetap terjadi hingga membunuh saudara seimannya. Sehingga hal ini juga melanggar prinsip islam. Jika dituliskan akan sangat banyak sekali pemimpin islam yang melanggar prinsip-prinsip dalam islam ketika menjalankan kekuasaannya. Bagaimana bani Umayyah dan bani Abbasiyah sebagai dua dinasti islam yang kuat saat itu jatuh, sebab mereka banyak melakukan kelalaian dalam perpolitikannya. Praktik korupsi, perebutan jabatan dan kekuasaan, hidup dalam kemewahan, jauh dari ilmu pengetahuan semua itu membuatnya menggapai kehancuran dalam kepemimpinannya. Demikian juga terjadi pada masa daulah utsmaniyyah banyak juga praktik-praktik yang tidak sesuai dengan prinsip islam.Â
Namun, tidak semua politisi menjual idealismenya dalam konotasi negatif seperti yang banyak dilakukan di masa sekarang ini. Beberapa pemimpin rela meninggalkan idealismenya untuk menjaga kestabilan negaranya. Jika dilihat dari pemimpin dari dunia islam dari masa lalu, banyak kesultanan yang bekerja sama dengan musuh yang telah banyak melakukan kezaliman pada rakyat kerajaannya. Tetapi, mereka terpaksa untuk hidup berdampingan dan melakukan perjanjian demi menghindari sebuah akibat yang lebih besar lagi. Pada masa ini juga, banyak pemimpin-pemimpin dari negara islam yang melakukan hal serupa demi menjaga keamanan negaranya.Â
Dilihat dari para politisi islam masa ke masa, tampak bahwa ketika memasuki dunia politik, seorang individu dapat melupakan prinsipnya. Baik dalam hal negatif maupun dalam hal positif. Sehingga dapat dikatakan bahwa hal itu tidak dapat terhindarkan. Jika memang ingin mempertahankan prinsip-prinsip itu, alangkah baiknya individu tersebut benar-benar memaknai tujuan utama mengapa manusia berpolitik. Kemudian mereka benar-benar mengabdikan dirinya untuk kepentingan bersama secara ikhlas dan tulus dengan turun dalam kehidupan masyarakat untuk merasakan sendiri segala permasalahan yang terjadi. Sehingga politisi ini tidak memiliki waktu untuk memikirkan urusan pribadinya. Selanjutnya, para penguasa ini harus bisa menjaga kestabilan wilayahnya dan berusaha untuk tidak ketergantungan pada negara lainnya. Jika beberapa hal ini dilakukan, maka akan memperkecil kemungkinan seorang politisi untuk meninggalkan idealisme yang dijadikan prinsip dalam kehidupannya.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI