Mohon tunggu...
Didi Jagadita
Didi Jagadita Mohon Tunggu... Administrasi - pegawai swasta

pegawai swasta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Millenials Bela Negara Sesuai Zaman

18 Desember 2018   11:53 Diperbarui: 18 Desember 2018   11:54 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
damailahindonesia.com

Pernahkah kita klik berita tentang resoran yang menyajikan enak dan bagaimana membuatnya. Jika pernah klik berita itu maka dipastikan kita akan dapat berita semacam itu lagi di masa mendatang. Aneka resto dengan menu lezat akan tersedia di linimasa Anda.

Kenapa ? Karena sosial media umumnya memakai agloritma berdasarkan kesukaan yang berbasis track klik. Jika kita pernah mengklik A maka mesin pencari akan mengasumsikan bahwa anada menyukai A . Lalu mereka selalu menyuguhkan konten-konten serupa A. Begitu juga B dan seterusnya akan seperti itu.

Hal yang membahayakan jika kita pernah mengklik atau diberi tautan tentang aksi jihad di Suriah. Dalam aksi itu diperlihatkan bagaimana doktrin membela agama diperlihatkan. Apa yang diperlihatkan itu sering tidak cocok dengan kondisi Indonesia. Tetapi dengan pemahaman yang salah sering orang menerima tayangan itu tanpa menyaringnya terlebih dahulu.

Kemudian mereka bertemu dengan kelompok-kelompok atau komunitas yang simpati dengan aksi-aksi seperti ini. Sering mereka memutilasi konteks sehingga seakan-akan Negara yang terbentuk ini melenceng dari perjuangan agama. Sehingga mereka menginginkan Negara baru berdasar agama sesuai dengan tertulis di kitab.

Ini yang harus diperhatikan oleh kalangan millennial. Doktrin-doktrin dan pengaruh yang salah bersileweran di media sosial dan berita-berita media online tertentu. Banyak orang menyebutnya dengan radikalisme agama membanjiri dunia maya.

Jika kita tilik dari sejarah perjuangan bangsa kita akan paham makna pembentukan Negara itu. Bahwa dasar Negara kita yaitu Pancasila adalah kesepakatan dari seluruh komponen bangsa Bahwa Indonesia terdiri dari berbagai perbedaan . Ribuan perbedaan terbentang dari Sabang sampai Merauke.

Perbedaan itu menyangkut adat istiadat, bahasa, agama dan keyakinan. Juga budaya dan geografisnya. Terdiri dari sekitar 14 ribu pulau besar dan kecil. Tak bisa memaksa harus satu macam adat atau keyakinan. Banyak keyakinan yang sudah ratusan tahun bahkan ribuan tahun hidup di Indonesia.

Kita harus juga ingat perjuangan para pahlawan yang memperjuangan kemerdekaan Indonesia. Jangan lupa bahwa kita juga harus berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan ini karena penjajah tidak rela dengan kemerdekaan yang kita raih di tahun 1945 itu.

Tentu kita ingat perjuangan Panglima Besar Sudirman yang berjuangan pada Agresi belanda II pada tahun 1949. Dimana Indoensia masih berumur jagung tapi dibombardir oleh Belanda dari segala penjuru. Ribuan rakyat tewas menjadi korban. Sudirman dengan keadaan sakit dan ditandu memimpin gerakan gerilya di sepanjang Jawa. Hasil Akhirnya kita bisa memaksa Belanda ke perjanjian KMB di Den Haag dimana akhirnya Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia. Tahun 1950 Sudirman meninggal.

Atas semua hal itu apa yang dipertaruhkan ? Negara Indoensia yang berdasarkan Pancasila. Semua orang termasuk kaum millennial harus menghargai perjuangan itu.

Karena itu, sudah layak dan sepantasnya kita harus mengerti dan paham untuk menyikapi pengaruh radikalisasi agama yang beredar di dunia maya. Bahwa perjuangan para pahlawan dalam membela tanah air adalah karena menghargai perbedaan itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun