Mohon tunggu...
Darwanto
Darwanto Mohon Tunggu... Freelancer - Pria manula, purnabakti PNS

Mencari, membagi, mensyukuri...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Diam di Rumah Saja Tidak Aman, Apalagi Keluar Rumah

18 Mei 2020   16:15 Diperbarui: 18 Mei 2020   16:14 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Barangkali apa yang terjadi di New York ini tidak terlalu berbeda dengan di sini, di kota-kota besar. Menurut Gubernur New York, Andrew Cuomo, pada 6 Mei lalu, dari pasien baru penderita infeksi Covid-19 di New York sebelumnya tidak pergi keluar rumah sama sekali. Angka itu diperoleh dari survei terhadap 1.300 pasien baru di 100 rumah sakit di sana.

Sebelumnya pemerintah negara bagian New York sangat memerhatikan kebersihan angkutan umum. Maka dilakukanlah penyemprotan dan pembersihan bis kota dan kereta api bawah tanah secara seksama, agar warga tetap aman dari virus korona saat naik angkutan umum.

Hasil survei mengubah anggapan itu. Kini perhatian serius diarahkan juga pada kesehatan setiap orang di tempat kediaman masing-masing.

Di AS, instansi yang paling terkait dengan urusan pandemi adalah the Centers for Disease Control (CDC). CDC dalam websitenya (www.cdc.gov) memberikan panduan rinci bagaimana menghadapi virus korona.

Di Indonesia, panduan mengatasi tertularnya virus korona secara rutin disampaikan oleh Gugus Tugas Covid-19, Kementerian Kesehatan, pemda, rumah sakit, dokter virtual, maupun oleh netizen melalui media sosial.

Namun tidak ada salahnya beberapa diantaranya diuraikan kembali di sini, agar tidak dilupakan orang, pada saat PSBB mulai agak longgar.

Intinya, baik saat keluar rumah maupun ketika berada di dalam rumah, usaha mencegah tertularnya virus korona perlu tetap dilakukan.

***

Orang yang menderita batuk, demam dan sesak nafas disarankan tidak keluar rumah kecuali untuk ke rumah sakit. Walaupun kelihatannya tidak parah, namun tetap dianjurkan untuk tidak pergi untuk belanja ke warung, toko swalayan, pasar, dsb.

Demikian juga orang yang merasa dirinya pernah bertemu atau berada dalam kerumunan di mana virus korona mungkin tersebar, sebaiknya tidak pergi keluar rumah. Mereka mungkin termasuk orang tanpa gejala (OTG).

Bagi siapapun, agar diusahakan untuk berbelanja secara daring/online, bahkan untuk membeli sayur, buah atau telur sekalipun. Ini untuk menghindari persentuhan dengan orang atau benda pembawa virus.

Jika terpaksa harus pergi berbelanja, harus menggunakan masker secara benar, menjaga jarak dengan orang lain, setidaknya 1,5 meter. Gunakan keranjang dorong (shopping cart) yang pegangannya sudah disemprot atau diusap dengan tissue disinfektan.

Setelah menggunakan kartu ATM, menerima uang kembalian, menekan tombol pada alat pembayaran elektronik, tangan harus segera disemprot dengan disinfektan. Jika tidak, virus bisa menempel di tangan dan pindah ke hidung, mata atau mulut saat kita tidak sengaja menyentuhnya.

Sesampai di rumah, masker dibuka tanpa menyentuh bagian depannya yang bisa jadi tertempel banyak virus. Masker yang bisa dipakai ulang jangan disimpan untuk dipakai lagi sebelum dicuci dahulu dengan air panas.

Jangan berjalan di belakang orang lain, tetapi ambil posisi di sebelahnya. Orang yang batuk, semburannya bisa melayang di udara di belakangnya. Jika terpaksa berada di tengah orang banyak, jangan berdiri berhadapan muka dengan orang lain. Jauhi muka kita dari jangkauan hembusan nafas orang lain.

Orang yang menggunakan sarung tangan kain atau plastik sering menganggap tangannya steril. Ini keliru, tangannya bersih namun sarung tangannya belum tentu. Ingatkan dia agar tidak sembarang menyentuh benda dengan sarung tangannya itu.

Jika membawa barang belanjaan atau menerima paket, buka bungkusnya dan tinggalkan di luar rumah atau langsung dibuang. Dengan tangan bersih, isi paket atau barang belanjaan dibawa masuk rumah. Jika perlu, dibersihkan dengan disinfektan terlebih dahulu.

Aktivitas luar rumah dapat dilakukan sesekali untuk mengurangi kejenuhan. Namun tetap harus menggunakan masker standar dan menjaga jarak fisik, walau terhadap tetangga dekat sekalipun.

Setiap penghuni rumah perlu menjaga diri dari kemungkinan tertularnya virus. Jika salah satu penghuni mengabaikan protokol pencegahan virus, penghuni yang lain bisa tertular. Orang tua berusia 70-an tahun ke atas perlu mendapat perhatian khusus.

***

Jika melihat keramaian di berbagai kota sejak beberapa hari terakhir ini, tampaknya banyak orang sudah melupakan protokol kesehatan dalam era pandemi. Kita tidak ingin terjadi gelombang baru penularan virus dengan sedikit longgarnya PSBB.

Beberapa petunjuk seperti diuraikan di atas walaupun sudah sangat sering beredar di media sosial, media cetak maupun di televisi, maupun di papan pengumuman RW, atau di kantor-kantor, namun tetap perlu untuk terus diingatkan kepada banyak orang.

Selama vaksin anti virus korona dan obat Covid-19 belum tersedia di apotek dekat rumah, kita masih harus sangat ekstra hati-hati. <>

Herry Darwanto, 18/5/2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun