Mohon tunggu...
Hayyun Nur
Hayyun Nur Mohon Tunggu... Penulis - Penulis dan Pemerhati Sosial

Seorang penulis frelance, peminat buka dan kajian-kajian filsafat, agama, dan budaya

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Sepenggal Kisah dari Balik Bencana Gempa, Likuifaksi, dan Tsunami Palu, Donggala, Sigi

1 Mei 2019   08:28 Diperbarui: 1 Mei 2019   10:41 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

#NovelZilza

#Likuifaksi

#3KisahNyataBencanaLembahPalu

SEPENGGAL KISAH DARI BALIK BENCANA GEMPA,  LIKUIFAKSI, DAN TSUNAMI PALU,  DONGGALA,  SIGI (3)

--Hayyun ZSavana--

Detik-Detik yang Sangat Mencekam

Pukul 17.57 WITA. Jum'at, 28 September 2018. Tepat 6 bulan lalu.   5 menit sebelum peristiwa mengerikan itu. Kami berenam.  Di dalam kamar perawatan.  Lantai 1. RS Bersalin Nasanapura.

Saya.  Yang 1  jam sebelumnya baru tiba dari BPJS.  Yang di  jalan Sisingamaraja itu. Neng Susi. Yang 6 jam lalu baru saja melahirkan bayi perempuan.  Putri ketiga kami. Inka  ( Priyanka Amanda Savana). Yang tiba di RS 1 jam sebelum kedatangan saya. Kedatangan inka di RS sebenarnya tidak direncanakan.  Karena hari itu dia sedang sibuk mempersiapkan keberangkatannya ke UGM. Besok Sabtu dia harus berangkat ke Yogya. Mewakili sekolahnya. SMA al-Azhar. Mengikuti olimpiade Biologi.  Dia penasaran dan tidak sabar.  Ingin segera melihat adik barunya sebelum berangkat besok.  Dia  datang berboncengan motor  bersama Wiwi.  Adik bungsu saya. Rangga (Priyanggara Zuhaynanda Zavana). Orang keenam yang ikut gabung bersama kami di ruang perawatan sore itu.   Dia  tiba di RS sekitar  15 menit setelah kedatangan saya.  Langsung dari sekolahnya.  SMP al-Azhar. Naik grab bike.  Dari Tanjung Malakosa. Tidak ketinggalan mama.  Yang sejak pagi  menemani kami di RS.  

Berenam kami sedang bersenda gurau di kamar perawatan lantai satu.  Sambil menutupi rasa penasaran. Menunggu kedatangan si Dede Bayi. Yang sejak tadi ditunggu-tunggu.  Kami semua sudah tidak sabar. Ingin segera melihat dan menggendongnya. Berdekat-dekatan dengannya.  Di antara kami berenam hanya  saya sendiri yang sudah sempat melihatnya.  Itu saja rasa penasaran saya tidak kalah besarnya dengan yang lain.  Tak sabar pokoknya.  Ingin segera berada di dekat anggota baru keluarga kami itu. Si Dede bayi melengkapi jumlah kami sekeluarga.  Menjadi 7 orang. Yang berada  di RS Nasanapura sore itu.  

Si Dede bayi.  Yang belum juga turun-turun. Dari lantai 2.  Masih di ruang perawatan bayi.  Yang terakhir saya liat tidur dengan tenang di box bayi.   Bersama puluhan bayi lainnya. Di boxnya masing-masing.  Sebagiannya masih dalam perawatan khusus. Di dalam inkubator.  Satu dua malah masih membutuhkan bantuan oksigen.

Jam 17.57 WITA.  5 Menit sebelum gempa 7,4 SR itu.  15 sampai 20 menit sebelum terjangan lumpur likuifaksi dari arah Timur RS Nasanapura itu.  Kami berenam masih di kamar perawatan lantai satu.  Dan si Dede bayinya belum juga  bersama kami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun