Mohon tunggu...
Hayatul Khairat
Hayatul Khairat Mohon Tunggu... Guru - Guru

Seorang guru SMA yang masih berusaha menjadi manusia yang berguna..

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Metode PBL pada Materi Kebijakan Moneter & Kebijakan Fiskal

12 Desember 2022   16:09 Diperbarui: 12 Desember 2022   16:54 712
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Latar belakang masalah

Berdasarkan pengamatan saya selama mengajar di kelas XI IPS 1 dengan jumlah peserta didik 34 orang, masih banyak peserta didik yang tidak fokus ketika pembelajaran berlangsung. Peserta didik lebih banyak duduk diam dan pasif ketika pembelajaran berlangsung. Hal ini disebabkan metode pembelajaran sebelumnya masih menggunakan konvensional, sehingga ruang gerak peserta didik untuk aktif menjadi terbatas. Peserta didik cenderung hanya mendengarkan penjelasan materi dari guru melalui metode ceramah, pembelajaran pun hanya berbasis LOTS. 

Peserta didik tidak diberi kesempatan untuk turut aktif mengemukakan pendapat terkait materi yang diajarkan, peserta didik diberikan tugas seputar menyalin materi dibuku catatan, dan peserta didik tidak dapat memahami materi yang diajarkan karena metode dan media masih belum menggunakan TPACK.

Dengan melihat keadaan tersebut, saya menggunakan media dan metode pembelajaran yang lebih inovatif dan kontekstual sehingga membuat peserta didik bersemangat dan berminat dalam pembelajaran pada materi kebijakan moneter dan kebijakan fiskal.

Praktik ini penting untuk dibagikan :

Dengan adanya praktik ini, semoga dapat menjadi referensi ataupun acuan bagi pendidik dan rekan sejawat lainnya. Agar dalam melaksanakan pembelajaran tidak hanya menggunakan metode konvensional, yang membuat peserta didik bosan dan cenderung ingin keluar kelas ketika pembelajaran berlangsung. Layaknya perkembangan zaman, sebagai pendidik hendaklah mengikuti metode pembelajaran yang sesuai zamannya.


Peran dan tanggung jawab saya

Disini saya berperan sebagai pendidik/guru yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan praktik ini. Saya berperan merancang metode pembelajaran yang inovatif agar peserta didik dapat memahami materi dengan baik. Saya pun berperan dalam pengelolaan kelas, membantu mengajarkan peserta didik dengan metode problem based learning tentu membuat saya turut aktif membimbing peserta didik untuk memecahkan permasalahan yang telah saya rancang/rencanakan sebelum memulai pembelajaran.

Tantangan untuk mencapai tujuan

Dalam pelaksanaannya, ada beberapa tantangan yang saya rasakan.

  • Perancangan LKPD yang menyesuaikan logika berpikir peserta didik namun tetap memperhatikan unsur HOTS
  • Menciptakan suasana kelas yang menyenangkan dan membuat peserta didik bersemangat dalam pembelajaran.
  • Jadwal pembelajaran yang mendekati jam istirahat kedua dan waktu shalat zuhur. Ketika sudah hampir mendekati jam istirahat kedua, dan adzan telah berkumandang, beberapa peserta didik sibuk ingin keluar duluan dengan alasan shalat zuhur sehingga konsentrasi ketika meminta memberikan kesimpulan sedikit sulit.
  • Sinyal internet yang terkadang membuat sulit untuk mengakses media pembelajaran dan mengerjakan evaluasi.
  • Menyesuaikan waktu pembelajaran yang hanya 70 menit dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat agar tujuan dari kegiatan tercapai hingga akhir. 
  • Masih ada peserta didik dalam kelompok yang kurang aktif dalam kegiatan diskusi karena kurang kerjasama dan kurang peduli.

 

Siapa saja yang terlibat

Yang terlibat dalam pelaksanaan praktik ini ialah saya sebagai pendidik/guru yang melaksanakannya, rekan guru yang membantu perekaman praktik, kepala TU yang memberikan izin peminjaman infocus, Ibu kepala sekolah sebagai pengawas kegiatan, dan seluruh peserta didik kelas XI IPS 1 sebagai subjeknya.

Dari tantangan yang ada, maka langkah-langkah yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut ialah memilih beberapa model pembelajaran yang berpusat kepada peserta didik dengan memperhatikan karakteristik dari materi. Peserta didik yang berpedoman   pada   kajian   literatur   sebagai   sumber   belajar pendidik   dan   model   pembelajaran   Problem   Based   Learning dengan teknik diskusi yang dirasa lebih mengaktifkan peserta didik dalam proses pembelajaran dikelas. 

Model pembelajaran ini melibatkan peserta didik untuk memecahkan suatu masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga peserta  didik  dapat  mempelajari  pengetahuan  yang berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki keterampilan untuk memecahkan masalah.

Peserta didik akan merasa lebih tertantang untuk mencari solusi dari permasalahan dunia nyata secara individu dan kelompok. Pembelajaran ini juga memiliki prinsip bahwa masalah dapat digunakan sebagai titik awal untuk mendapatkan ilmu baru sehingga mendorong peserta didik untuk membentuk pengetahuan baru secara aktif. Sumber daya yang dibutuhkan dalam langkah ini adalah google cendikia.

Sebelum memulai pembelajaran (perencanaan)

  • Menyusun perangkat pembelajaran yang terdiri dari RPP, LKPD, Media, Asesmen dan Bahan Ajar dalam pertemuan tentang materi instrumen kebijakan moneter dan kebijakan fiskal dengan menggunakan metode problem based learning.
  • Menentukan pendekatan saintifik dan metode problem based learning dengan cara membagikan kelompok, dan mendiskusikan bersama kelompok terkait penugasan yang ada pada LKPD.
  • Penentuan jadwal dan konfirmasi kepada rekan guru yang mengajar dikelas tersebut.
  • Melibatkan dan meminta bantuan salah seorang rekan guru untuk membantu proses perekaman kegiatan.

Pelaksanaan pembelajaran

Pendahuluan : dimulai dengan salam pembuka, mengecek kebersihan kelas, mengecek kehadiran peserta didik, memberikan apersepsi tentang materi jenis kebijakan moneter dan kebijakan fiskal (materi minggu lalu), menampilkan peta konsep, dan menjelaskan tujuan pembelajaran.

Kegiatan inti : memberikan stimulus pada kegiatan inti dengan menayangkan gambar terkait jenis kebijakan moneter dan kebijakan fiskal yang telah dipelajari sebelumnya, dengan tujuan memfokuskan peserta didik. Langkah selanjutnya menjelaskan secara bersama-sama materi instrumen kebijakan moneter dan kebijakan fiskal dengan menayangkan materi menggunakan powerpoint. Kemudian memberikan ruang tanya jawab terkait materi yang telah disampaikan sebelum memulai mengerjakan LKPD. Setelah tanya jawab, peserta didik dibagikan kelompok secara acak dengan menggunakan media permen yang telah dilabelin nomor-nomor. 

Peserta didik yang mendapatkan nomor sama dipersilakan berkumpul dan duduk bersama kelompoknya. Setelah duduk bersama kelompok, peserta didik diberikan LKPD mengerjakan teka-teki silang yang merupakan bagian dari metode pembelajaran problem based learning. Karena diminggu sebelumnya peserta didik memecahkan masalah dengan cara menonton video, namun hanya beberapa peserta didik yang aktif untuk memecahkan masalahnya, sehingga pada kesempatan kali ini pembelajaran problem based learning menggunakan teka-teki silang yang menuntut peserta didik aktif untuk mengisinya.

Pemberian reward diberlakukan bagi kelompok yang mengisi teka-teki silang dengan cepat dan tepat, dan tujuan pemberian reward ialah untuk membuat semangat peserta didik dalam memecahkan permasalahan (mengisi teka-teki silang).

Penutup :  guru memberikan reward kepada kelompok terbaik, guru memberikan kesempatan peserta didik untuk menarik kesimpulan atas pembelajaran yang dilaksanakan, dan guru melakukan evaluasi menggunakan kode QR yang discan peserta didik. Dan guru memberikan reward kepada peserta didik terbaik dalam mengerjakan evaluasinya. Guru melakukan refleksi dengan menanyakan secara lisan terkait pembelajaran, kemudian diakhirin dengan salam penutup.

Yang terlibat dalam proses ini adalah

1. kepala sekolah yang memberikan ijin menggunakan sumber daya yang digunakan untuk melaksanakan praktik ini

2. Peserta didik kelas XI IPS 1 yang dijadikan subjek pelaksanaan praktik

3. Teman sejawat sebagai teman bertukar ide dan informasi sebelum dan selama pelaksanaan kegiatan.

4. Rekan kerja yang membantu mendokumentasikan kegiatan praktik ini

Sumber daya yang saya butuhkan dalam langkah ini adalah aplikasi Google classroom, WhatsApp, Ms. Power Point, Youtube dan paket data untuk mengoptimalkan tangkapan sinyal sehingga guru dapat  mengakses sumber belajar dengan maksimal.

Setelah pelaksanaan praktik, yang saya dapatkan dan dampak aksinya adalah :

  • Peserta didik menjadi lebih termotivasi memecahkan masalah dalam pengisian teka-teki silang, bahkan seluruh anggota kelompok turut aktif mencari jawaban dan berlomba menjadi kelompok yang terbaik
  • Pemberian reward berupa hadiah bagi kelompok dan peserta didik terbaik menjadi bagian penting, karena peserta didik menjadi lebih berminat dan termotivasi dalam pembelajaran
  • Peserta didik mampu mengemukakan pendapat dan lebih aktif ketika pembelajaran berlangsung
  • Peserta didik tidak tergesa-gesa untuk meninggalkan kelas, peserta didik menyesuaikan waktu yang telah diberikan (seperti yang telah saya kemukakan di latarbelakang, bahwa jadwal pembelajaran berdekatan dengan waktu zuhur dan istirahat kedua)
  • Pemahaman dan kemampuan peserta didik dalam pembelajaran mengalami peningkatan

Yang menjadi  faktor  penentu  keberhasilan  dari  praktik  ini adalah

1. Pengaturan waktu yang konsisten dalam setiap sintaksis model pembelajarannya sehingga kegiatan pembelajaran menjadi sangat efektif

2. Pemilihan media yang tepat yang memberikan lingkungan belajar mata pelajaran ekonomi yang lebih baik dan mendorong pesera didik untuk berpartisipasi aktif selama proses pembelajaran.

3. Penyusunan LKPD yang berfokus pada materi yang berada dilingkungan sekitar dan sesuai dengan logika berpikir peserta didik memudahkan peserta didik untuk menyusun pemahaman yang telah mereka miliki dan mengembangkannya.

4. Pembelajaran dengan model yang berpusat pada peserta didik ini menarik dan memudahkan mereka memahami materi pembelajaran. Belajar dalam kelompok ternyata sangat membantu memudahkan sebagian peserta didik untuk mendapatkan informasi lebih banyak lagi dari teman-temannya.

 

Dari dampak positif tersebut maka dapat disimpulkan bahwa

 1. Guru sebaiknya menggunakan model pembelajaran yang berpusat pada peserta didik seperti Problem Based Learning dan model pembelajaran lainnya.

2. Guru sebaiknya menerapkan media pembelajaran yang multi platform yang disesuaikan dengan karakteristik materi dan peserta didiknya.

3. Guru perlu melengkapi keterampilannya dalam pembuatan LKPD secara online agar LKPD yang dihasilkan lebih menarik dan sesuai dengan materi dan logika berpikir peserta didik serta mampu dilaksanakan sesuai dengan alokasi waktunya.

Secara keseluruhan, pembelajaran yang bermakna untuk peserta didik juga memberikan arti pada guru yang menyajikan pembelajaran itu sendiri karena respon peserta didik selama kegiatan pembelajaran menjadi jauh lebih aktif. Respon kepala sekolah dan teman sejawat terhadap kegiatan pembelajaran kali ini adalah bahwa pembelajaran yang bermakna untuk peserta didik dapat dilaksanakan dengan sedekat dan senyata mungkin dengan kehidupan peserta didik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun