Mohon tunggu...
Hayatdin
Hayatdin Mohon Tunggu...

senang mendaki, travelling ke pedalaman, saat ini tinggal di papua.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Raung Gunung Bersih di Jawa

7 Mei 2016   19:54 Diperbarui: 7 Mei 2016   20:03 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sunset di pos 7 di ketinggian 2876 meter dpl

Perjalanan kami di mulai dari Kalibaru Kota Banyuwangi menuju desa terakhir di desa Wonorejo Kalibaru Wetan. Desa yang diapit oleh perkebunan tebu dan kopi seolah tersembunyi dari dunia luar. Menginap semalam di rumah almarhum pak Soeto, rumah singgah para pendaki yang akan mendaki ke gunung Raung ini di penuhi foto-foto kenangan dari setiap orang yang sudah pernah menjejaki puncak gunung Raung. Bu Soeto adalah penerus pak Soeto almarhum, wanita yang ramah menyambut setiap para pendaki dan siap saja yang datang kerumah nya walaupun di tengah malam sekalipun.

Menuju pos satu dengan menggunakan ojek menyusuri perkebunan kopi teringat desa karangan kaki gunung latimojong. Kopi ya kopi komoditi mahal ketika sudah distarbuck yang harga secangkirnya 35 ribuan ditingkat petani hanya dihargai 25 ribu perkilo gramnya membuat hati ini menyesak. Petani apapun yang ditanamnya selalu tidak pernah merasa kan manis ari jerih payah nya.

Di pos satu menuju pos dua perjalanan melandai sesekali tajakan menyapa dengan pohon-pohon rindang yang melindungi kami dari teriknya sinar matahari siang itu. Kabut putih menyapu perjalanan kami mengusap lelah dan tetesan keringat yang berleleran dari dahi. Menjelang pos tiga semak dan perdu merebak duri-durinya menusuk kekulit melalui kaos yang kami pakai.

Di pos empat menjelang sore kami membuka tenda memasak dan menjerang air panas dan membuat kopi yang sore itu terasa nikmat Sambil menyuruput kopi kami bercengkrama dalam tenda. Pagi setelah membakar roti perjalanan kami lanjutkan ke pos lima enam dan tujuh. Sepanjang perjalanan ini jalur melandai dan menanjak. 

Jalur ini terlihat masih jarang di pijak pendaki terlihat dari hampir tidak adanya sampah-sampah plastik sisa-sisa air mineral yang sering di jumpai di jalur-jalur pendakian gunung di tempat lain seperti gunung gedepangrango atau semeru. Gunung Raung relatif bersih dan relatif masih asri. Sesekali kami menjumpai angrek yang sedang berbunga berwarna ungu menempel di pohon cemara tua berumur puluhan tahun.

padang-bulan-di-raung-572de3335dafbd5e07161fda.jpg
padang-bulan-di-raung-572de3335dafbd5e07161fda.jpg
Bulan purnama di Raung

Di jalur ini pula terlihat burung berwarna hijau lumut dipadu warna merah serta kuning sedang bertingkah diatas ranting yang di tumbuhi lumut. Tiba di pos tujuh selepas dhuhur menjelang ashar cuaca sangat bersahabat walau kabut datang menggelayut diatas pepohonan tua yang kerdil khas tumbuhan di ketinggian.

Pos ini diatas ketinggian 2551 meter dpl namun terasa hangat karena matahari masih menyisakan sinar nya untuk menembus kabut. Saat waktu magrib tiba sekitar jam 18.00 sunset pun menyeruat menampakkan keindahannya tanpa membuang kesempatan kami pun berebutan berfoto. Start dari pos tujuh menjelang subuh kami bergerak peelahan menuju distinasi puncak gunung raung.

Melewati pos delapan matahari mulai menampakkan sinarnya (sunrise) garis - garis merah menyembul dan menembus dari balik pepohonan cantigi yang tumbuh lebat membentuk kanopi disepanjang jalur naik. Perjalanan menuju puncak bendera terasa menyegarkan di selingi semilir angin pagi.

20160424-122931-572de38e6d7e61a709dcc8d3.jpg
20160424-122931-572de38e6d7e61a709dcc8d3.jpg
Jalur setapak menuju puncak Raung

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun