3. Kurangnya Profesionalisme dan TransparansiÂ
Kinerja kepolisian dalam menangani berbagai kasus hukum juga seringkali dipertanyakan. Banyak kasus yang tidak ditangani dengan baik, berlarut-larut, atau bahkan tidak mendapatkan kejelasan hukum.
Beberapa masalah yang seringkali terjadi antara lain:Â
- Penyidikan yang lambat dan tidak transparan.
- Hilangnya barang bukti dalam bukti kasus-kasus besar.
- Perlakuan berbeda terhadap tersangka berdasarkan status sosial dan ekonomi.
Masyarakat seringkali merasa bahwa hukum yang tajam ke bawah dan tumpul ke atas, di mana orang-orang kecil lebih mudah dipidanakan sementara pejabat atau orang kaya sering lolos dari jerat hukum.Â
4. Kekerasan Berlebihan dan Pelanggaran HAMÂ
Kasus kekerasan yang dilakukan oleh aparat kepolisian juga menjadi salah satu faktor utama yang menurunkan kepercayaan masyarakat.
Beberapa contoh kasus yang memicu ketidakpercayaan masyarakat meliputi :Â
- Brutalitas polisi dalam mengendalikan demonstrasi yang sering berakhir dengan korban luka atau bahkan meninggal dunia.Â
- Tindakan represif terhadap wartawan atau aktivis yang mengkritik pemerintah atau institusi kepolisian.
- Penyiksaan tersangka dalam proses interogasi yang melanggar hak asasi manusia.
Kasus-kasus semacam ini membuat masyarakat merasa bahwa polisi lebih sering bertindak sebagai penguasa daripada sebagai pelindung rakyat
5. Keterlibatan Polisi dalam KejahatanÂ
Salah satu alasan terbesar mengapa masyarakat kehilangan kepercayaan pada polisi adalah adanya aparat kepolisian yang terlibat dalam berbagai bentuk kejahatan.Â
Beberapa contoh kejahatan yang melibatkan oknum polisi antara lain:
- Keterlibatan dalam jaringan narkoba, baik sebagai pengguna, pengedar, maupun pelindung bandar narkoba.
- Pencurian dan perampokan yang dilakukan oleh anggota polisi sendiri.
- Perdagangan manusia dan prostitusi yang dilindungi oleh oknum polisi. Â