Â
- Kurikulum 1968
Kurikulum 1968 disusun sebagai respons politik Orde Baru terhadap kurikulum sebelumnya, dengan menekankan pembinaan jiwa Pancasila, cinta tanah air, kesehatan, kecerdasan, keterampilan, moral, dan agama. Berbasis UUD 1945, kurikulum ini memuat sembilan mata pelajaran yang bersifat teoritis dan tidak tematik. Pendekatannya menggunakan correlated subject antar jenjang pendidikan, dan metode pembelajarannya dipengaruhi ilmu pendidikan serta psikologi era 1960-an.
Â
- Kurikulum 1975
Kurikulum 1975 dikembangkan untuk mendukung pembangunan nasional dengan pendekatan sentralistik, efisien, dan efektif. Fokus utama kurikulum ini adalah perubahan perilaku peserta didik melalui pendekatan sistem instruksional dan teori belajar behavioristik. Meskipun bertujuan mencapai tujuan pendidikan yang jelas, kurikulum ini mendapat kritik karena beban administratif bagi guru.
Â
- Kurikulum 1984 Kurikulum 1975 yang Disempurnakan
Kurikulum 1984 merupakan penyempurnaan dari Kurikulum 1975 dengan mengadopsi pendekatan proses. Meskipun tujuan pendidikan tetap penting, kurikulum ini menekankan keterlibatan aktif siswa dalam pembelajaran, yang dikenal sebagai active learning. Siswa diharapkan terlibat dalam berbagai aktivitas seperti mengamati, mengelompokkan, mendiskusikan, dan melaporkan. Namun, penerapannya di banyak sekolah kurang optimal, sehingga seringkali siswa tidak fokus dan hanya gaduh di kelas.
Â
- Kurikulum 1994 (Separate Subject Curriculum)
Kurikulum 1994 adalah gabungan dari Kurikulum 1975 dan 1984, yang mengubah sistem semester menjadi caturwulan. Fokusnya pada materi pelajaran dan keterampilan pemecahan masalah. Namun, muatan nasional dan lokal yang padat serta berbagai kepentingan kelompok membuat kurikulum ini kurang efektif, dengan hasil yang tidak memuaskan. Kurikulum ini memiliki kelebihan dan kekurangan menurut studi Hari Suderadjat.
Â
- Kurikulum 2004, "KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi)"
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) adalah pendekatan kurikulum yang fokus pada penguasaan kompetensi tertentu. Peserta didik tidak hanya dituntut menguasai pengetahuan, tetapi juga keterampilan, sikap, minat, motivasi, dan nilai-nilai untuk dapat bertindak dengan tanggung jawab.
Â
- Kurikulum 2006, KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)