Mohon tunggu...
Yar Agoestian
Yar Agoestian Mohon Tunggu... Freelancer - Just an ordinary man.

Kadang suka nulis sambil rebahan. Apa yang tertulis terkadang adalah sebuah opini.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

[Puisi] Lampu Taman

11 Juni 2020   00:43 Diperbarui: 11 Juni 2020   00:33 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pixabay.com/glynn424

Dalam sudut pandang mataku;
Bisakah aku menjadi nada nada kasih diantara dua sejoli yang duduk berdampingan di kursi kayu itu?  Agar aku tahu bagaimana rasanya ada disetiap kebahagian

Atau mungkin saja aku diizinkan menjadi luapan-luapan emosi seorang pria yang memaki seorang pengemis lantaran tak mau berusaha diusia muda, agar aku tahu bahwa amarah dibutuhkan untuk mengubah suatu yang buruk

Dalam sudut pandang mataku;

Aku ingin menjelma kursi kursi taman yang tiap kali pudar warnanya akan dicat, menutup kusam agar nampak menawan

Aku juga punya angan menjadi tanaman-tanaman hijau disekitaran taman yang selalu diperhatikan, disiram air setiap pagi agar segar serta dijaga wujudnya agar tak rusak.

Tapi apa aku disudut pandang mereka?

Mungkin cuma sebagai lampu taman yang harus menjadi rusak agar dapat perhatian

Yang harus mematikan terang agar mereka bilang, "kembalilah seperti dulu, kami membutuhkan mu."

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun