Dalam sudut pandang mataku;
Bisakah aku menjadi nada nada kasih diantara dua sejoli yang duduk berdampingan di kursi kayu itu? Â Agar aku tahu bagaimana rasanya ada disetiap kebahagian
Atau mungkin saja aku diizinkan menjadi luapan-luapan emosi seorang pria yang memaki seorang pengemis lantaran tak mau berusaha diusia muda, agar aku tahu bahwa amarah dibutuhkan untuk mengubah suatu yang buruk
Dalam sudut pandang mataku;
Aku ingin menjelma kursi kursi taman yang tiap kali pudar warnanya akan dicat, menutup kusam agar nampak menawan
Aku juga punya angan menjadi tanaman-tanaman hijau disekitaran taman yang selalu diperhatikan, disiram air setiap pagi agar segar serta dijaga wujudnya agar tak rusak.
Tapi apa aku disudut pandang mereka?
Mungkin cuma sebagai lampu taman yang harus menjadi rusak agar dapat perhatian
Yang harus mematikan terang agar mereka bilang, "kembalilah seperti dulu, kami membutuhkan mu."