Mohon tunggu...
Hastira Soekardi
Hastira Soekardi Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu pemerhati dunia anak-anak

Pengajar, Penulis, Blogger,Peduli denagn lingkungan hidup, Suka kerajinan tangan daur ulang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bingkisan Kue Natal

23 Desember 2019   02:35 Diperbarui: 24 Desember 2019   09:39 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : https://www.idntimes.com

Tampak di dalam rumah Stevanus ramai. Didi sejenak memperhatikan apa yang dilakukan keluarga Stevanus hari minggu ini. Memang Didi belum begitu mengenal keluarga Stevanus.Keluarganya baru pindah ke perumahan Didi sejak sebulan lalu. Setahu Didi Stevanus mempunyai adik perempuan yang bernama Clara. Didi melangkah mendekati rumah Stevanus. Di ruang tengahnya tampak pohon cemara tinggi. Mereka menghias pohon cemara itu.

            "Lagi ngapain kamu di sini Di?" tanya Joko menepuk pundak Didi.

            "Aduh, kamu mengagetkan aku saja,"gerutu Didi. Joko memandang apa yang Didi lihat.

            "Oh, mereka sedang menghias pohon natal. Keluarga mereka menganut agama kristen. Jadi sebentar lagi mereka akan merayakan natal, kelahiran Yesus,"tukas Joko. Didi memandang Joko sepintas. Joko menerangkan kalau menghias pohon natal adalah kebiasaan penganut kristen setiap natal tiba. Didi mengangguk tanda mulai mengerti.

            Sekarang Didi sudah melihat kalau pohon natal yang dihias keluarga Stevanus sudah selesai. Begitu tampak indah hasilnya. Kemarin Didi dan Dina adiknya melihat pohon natal dari seberang pagar rumah Stevanus.

            "Bagus ya kak,"tukas Dina.

            "Kita kasih apa ya buat mereka. Mereka akan merayakan natal tiga hari lagi ,"ujar Didi. Dina menatap kakaknya bingung.

            "Kamu kan tahu kalau saat lebaran kita suka saling mengirimkan makanan atau bingkisan untuk tetangga. Nah, gimana kita juga mengirimkan bingkisan untuk mereka. Sebagai tanda kita menghormati mereka juga." Dina mengangguk setuju. Saat mereka berdua cerita kepada ibu mereka untuk memberikan bingkisan buat keluarga Stevanus, ibu tampak bahagia. Ibu mereka bahagia karena anak-anaknya sangat toleransi dengan tetangga yang berbeda keyakinan. Ibu mengelus kepala Didi dan Dina.

            "Kalian memang anak-anak ibu yang baik. Ibu bangga dengan kalian. Ibu menatap mereka berdua dengan perasaan bahagia.

            "Gimana kalau kalian buat sendiri bingkisannya. Lebih berharga loh daripada membeli," usul ibu. Didi dan Dina saling menatap. Atas usul ibu akhirnya mereka membuat bola-bola coklat . Bahannya mudah , hanya kue mari yang dihancurkan . Kemudian ditambah dengan susu kental manis coklat. Baru dibentuk bulat-bulat dan digulingkan di meses coklat. Bola-bola coklat ditempatkan di kertas kue bulat.

            "Kayaknya harus dihias agar tidak polos," tukas Dina.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun