Mohon tunggu...
Hastira Soekardi
Hastira Soekardi Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu pemerhati dunia anak-anak

Pengajar, Penulis, Blogger,Peduli denagn lingkungan hidup, Suka kerajinan tangan daur ulang

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Asa yang Hilang

28 Maret 2019   02:19 Diperbarui: 28 Maret 2019   02:43 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : www.pixabay.com

Hempasan kabut menyelimuti lembah di bawah kaki gunung.

Saat ku melangkah di bebatuan, kerikil-kerikil tajam membuat kaki ini sulit melangkah

Hamparan rumput hijau menyeruak di kelam kegelapan subuh itu

Di suatu telaga......

Bening ,gemericik air terdengar menghanyutkan rasa ini , saura merdu terjalin bak melodi lagu mendayu-dayu

Iramanya melontarkan nada-nada yang membuat hati ini merenung ....

Betapa air melimpah ruah mengalir dari mata air yang akan mengalir melewati bebatuan menyambut alur-alur sungai yang berkelok-kelok.

Kupandang sekali lagi menakjubkan seperti mutiara yang memancarkan pesonanya..

Di Suatu kota....

Air di kota, bau tak sedap meraung-raung di bebatuan yang mengalir berlenggak --lenggok menyapu sampah-sampah yang bertebaran di atas air.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun