Mohon tunggu...
Hastira Soekardi
Hastira Soekardi Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu pemerhati dunia anak-anak

Pengajar, Penulis, Blogger,Peduli denagn lingkungan hidup, Suka kerajinan tangan daur ulang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kotak Pandora

22 Maret 2019   03:13 Diperbarui: 22 Maret 2019   03:44 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tapi apa daya ternyata popularitas Asep kurang baik dan sangat sedikit dukungan terhadap dirinya. Asep mulai kesal. Dirinya sudah membayar mahal paranormal itu tapi sampai saat ini sudah mendekati pemilihan , dukungan terhadap dirinya masih saja tak berubah sama sekali.Ada perasaan berkecamuk dalam dirinya. Rasa marah. 

Uang yang dikeluarkan tak sedikit tapi malah jauh dari harapannya. Asep melihat kotak itu sekali lagi. Kotak biasa berukir mirip ukiran Jepara. Terbuat dari kayu. Asep menimang-nimang. Dipegang tutupnya, antara ragu-ragu membukanya atau tidak. 

Apa sangsi kalau dia membuka toh tak diberitahu oleh pak Guntur. Lagipula harapannya menjadi caleg sudah pupus. Perlahan dibuka tutupnya. Tiba-tiba keluar ular besar dari kotak tersebut dan meliuk-liuk di hadapan Asep. 

Asep tak mampu berteriak hanya matanya saja yang melotot  dan mulutnya ternganga. Ular itu langsung menelan tubuh Asep. Sesudah itu kamar menjadi sepi kembali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun