Â
 Â
"Astaga mamang, ini kok mahal sekali. Ini kan ikan biasanya sekilo hanya 20 ribu , kenapa naik."
"Kalau ini berapa?"
"Sekilo 150.000."
"Apa-apa mahal, gimana sih nih, pemerintah sekarang memang gak becus. Harga gak bisa distabilkan. Semau naik ." Begitulah setiap pagi bu Sulastri akan ngomel panjang di tukang sayur karena harga sayur mayur dan lauk pauk yang menurut bu Sulastri harganya gak wajar. Ibu-ibu memandang bu Sulastri agak kesal. Mereka bosan sekali mendengar ocehannya. Setiap hari kejaannya mengeluh tentang harga saja. Bukan di tukang sayur , di warung di pom bensin.Â
Padahal bu Sulastri bukanlah orang yang kesusahan. Hidupnya sudah nyaman tapi seperti orang yang kesusahan. Ibu-ibu mulai menghindari bu Sulastri. Kalau sudah selesai belanja, barulah ibu-ibu yang lain belanja. Bahkan ada yang rela pergi ke pasar karena bosan dengan ocehan bu Sulastri. Nah, ini membuat tukang sayur resah.
Sampai suatu kali di tukang sayur, bu Sulastri ngajakin ibu-ibu demo. Demo ke pemerintah kalau harga kebutuhan poko naik terus. Ibu-ibu yang lain saling memandang.
 "Untuk apa? Ah malas. Mending di rumah."
"Iya, mending nonton drakor." Begitu semua ibu menolak ajakan bu Sulastri. Dirinya jengkel sekali. Mereka itu gak peka sih.
"Kalian ini gak peka ya. Jadi orang itu harus peduli dengan rakyat miskin. Bukannya hanya diam saja,"cerocos bu Sulastri.