Mengenal Biota Laut: Tuna Sirip Biru Atlantik, Si Ikan Termahal di Dunia

Untuk para penggemar sushi atau sashimi pasti tidak asing dengan ikan yang satu ini. Ikan Tuna Sirip Biru Atlantik (Thunnus thynnus) merupakan spesies tuna yang berasal dari famili Scombridae.  Ikan Tuna Sirip Biru Atlantik berasal dari Samudra Atlantik bagian barat, timur dan laut Mediterania. 

Ikan Tuna Sirip Biru Atlantik adalah kerabat dekat dengan dua spesies tuna sirip biru lainnya yaitu Tuna Sirip Biru Pasifik dan Tuna Sirip Biru Selatan. Tuna Sirip Biru Atlantik memiliki karakteristik tubuh besar berbentuk torpedo yang hampir melingkar pada penampang melintang. 

Tuna Sirip Biru Atlantik sendiri adalah spesies tuna terbesar karena mereka dapat mencapai panjang 3 m dan berat 900 kg.

Tuna Sirip Biru Atlantik mempunyai warna biru-kehitaman di bagian belakang dan putih dibagian sisi bawah dan perut. Sirip punggung  pada Tuna Sirip Biru Atlantik berwarna coklat kemerahan dan sirip dada yang pendek.

Tuna Sirip Biru Atlantik  hidup di ekosistem pelagis Atlantik utara dan juga di laut yang berdekatan seperti di laut mediteranian. Secara geografis, populasi dari Tuna Sirip Biru Atlantik tersebar diseluruh  Atlantik utara dari Ekuador hingga Norwegia dan dari Laut hitam hingga Meksiko. 

Tidak seperti spesies tuna lainnya, Tuna Sirip Biru Atlantik adalah satu-satunya spesies tuna yang hidup secara permanen di perairan beriklim Atlantik. 

Lalu apakah Tuna Sirip Biru Atlantik bermigrasi seperti spesies tuna lainnya? Berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa Tuna Sirip Biru Atlantik  merupakan spesies yang bermigrasi tinggi. 

Tuna Sirip Biru Atlantik dalam hidupnya melakukan dua kali migrasi: migrasi yang pertama untuk mencari makan dan migrasi kedua untuk bertelur. Ketika musim kawin dimulai, Tuna Sirip Biru Atlantik dewasa akan selalu kembali ke perairan dimana mereka dilahirkan.

Oleh karena itu, Tuna Sirip Biru Atlantik yang lahir di Teluk Meksiko akan bermigrasi ke daerah tersebut pada musim semi dan sebaliknya, Tuna Sirip Biru Atlantik yang lahir di laut Mediterania akan kembali ke sana pada akhir musim semi.

Bagaimana Tuna Sirip Biru Atlantik dapat berpergian sejauh itu? Tuna Sirip Biru Atlantik sendiri memiliki struktur  sistem peredarah darah yang berkembang yang disebut dengan countercurrent exchanger dan hal ini yang memungkinkan mereka untuk mempertahankan suhu tubuh yang lebih tinggi daripada air disekitarnya.

Adaptas ini memberikan keuntungan besar untuk mereka saat berburu di air dingin, dengan memungkinkan mereka bergerak lebih cepat dan cerdas. Fakta menarik dari Ikan Tuna Sirip Biru Atlantik adalah mereka merupakan salah satu perenang tercepat di lautan karena bisa mencapai kecepatan 72.5 km/jam. 

Seperti beberapa spesies ikan hiu, ikan Tuna Sirip Biru Atlantik merupakan predator pelagis yang mana mereka harus terus – menerus berenang untuk menghasilkan panas yang cukup sehingga dapat mempertahankan organ vitalnya dalam suhu air yang dingin.

 Tuna Sirip Biru Atlantik adalah spesies yang memiliki masa hidup yang panjang. Menurut data penelitian yang didapat, Tuna Sirip Biru Atlantik sendiri dapat berusia 20 – 35 tahun lamanya atau bahkan lebih dari itu.

Untuk proses reproduksinya, populasi Tuna Sirip Biru Atlantik pada wilayah Atlantik timur dan Mediterania mencapai kematangan seksualnya pada usia 4-5 tahun sedangkan pada populasi di Atlantik Barat pada usia sekitar 8 tahun.  

Seperti spesies ikan pada umumnya, produksi telur bergantung pada usia atau ukurannya. Oleh karena itu, Tuna Sirip Biru Atlantik betina yang berusia 5 tahun rata-rata dapat memproduksi telur sebanyak 5 juta per tahunnya, sedangkan  ikan Tuna Sirip Biru Atlantik betina yang berusia 15-20 tahun dapat mencapai 45 juta telur per tahunnya.

Larva ikan Tuna Sirip Biru Atlantik umumya pelagis dan dapat ditemukan di perairan dangkal di seluruh laut Mediterania. Larva ikan Tuna Sirip Biru Atlantik  dapat tumbuh 1 mm per harinya dan dapat mencapai berat 40-80 kg. 

Untuk makanan Ikan Tuna Sirip Biru Atlantik sendiri yaitu berupa beberapa spesies teleostei, lalu hewan invertebrate seperti ubur-ubur dan organisme dimersal dan sesil seperti gurita, kepiting dan spons.

Ikan tuna sendiri selain memiliki rasa yang enak ternyata memiliki manfaat yang baik untuk tubuh manusia. Ika tuna mengandung nutrisi yang cukup baik seperti vitamin, Omega-3, tinggi protein dan juga kaya akan mineral seperti magnesium, selenium, dan fosfor.

Selain mengandung nutrisi yang baik untuk tubuh, memakan tuna disebut-sebut dapat mencegah penyakit serangan jantung dan penyakit kardiovaskular lainnya. 

Oleh karena itu, ikan Tuna Sirip Biru Atlantik banyak diburu oleh orang-orang untuk dikonsumsi. Semakin meningkatnya perburuan Tuna Sirip Biru Atlantik, hal ini membuatnya  menjadi langka dan sangat mahal harganya. Untuk harga daging ikan Tuna Sirip Biru Atlantik bisa mencapai 200$/pound atau sekitar 3 jt/kg nya.

Dikarenakan pertumbuhan populasi Tuna Sirip Biru Atlantik lambat, membuatnya rentan terhadap eksploitasi berlebihan. Saat ini, populasi Tuna Sirip Biru Atlantik sudah memasuki situasi berisiko rentan. 

Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti penangkapan yang dilakukan oleh industri, penangkapan ikan individu di bawah ukuran reproduksi biologis dan di tempat berkembang biaknya.

Dampaknya membuat stok spesimen yang bereproduksi berkurang dan menyebabkan penurunan spesies Tuna Sirip Biru Atlantik di lautan. Jika hal ini terus berlanjut, dapat menjadi ancaman besar terhadap Tuna Sirip Biru Atlantik dan bisa membuat mereka menjadi punah nantinya. 

Sehingga ICCAT (The International Comission For The Conservation of Atlantic Tunas) membuat regulasi dalam penangkapan Tuna Sirip Biru Atlantik, hal ini bertujuan untuk menjaga spesies Tuna Sirip Biru Atlantik dari kepunahan. 

Daftar Referensi : 

Battaglia, P., Andaloro, F., Consoli, P., Esposito, V., Malara, D., Musolino, S., … Romeo, T. (2012). Feeding habits of the Atlantic bluefin tuna, Thunnus thynnus (L. 1758), in the central Mediterranean Sea (Strait of Messina). Helgoland Marine Research, 67(1): 97–107.

Chapman, E. W., Jørgensen, C., & Lutcavage, M. E. (2011). Atlantic bluefin tuna (Thunnus thynnus): a state-dependent energy allocation model for growth, maturation, and reproductive investment. Canadian Journal of Fisheries and Aquatic Sciences, 68(11): 1934–1951.

Di Bella, G., Potortì, A. G., Lo Turco, V., Bua, D., Licata, P., Cicero, N., & Dugo, G. (2015). Trace elements inThunnus thynnusfrom Mediterranean Sea and benefit–risk assessment for consumers. Food Additives & Contaminants: Part B, 8(3): 175–181.

Harvard Helath Publishing. 2018. Seafood Suggestion for Heart Health. 1 hlm. Diakses 9 November 2020 pk 13.00 WIB.

ICCAT. 2009. Report of the 2008 Atlantic bluefin tuna stock assessment session (Madrid, Spain — June 23 to July 4, 2008). Collect. Vol. Sci. Pap. ICCAT, 64:1–352.

NOOA Fisheries. 2020. Western Atlantic Bluefin Tuna. 1 hlm, Diakses pada 7 November 2020 pk 21.00 WIB.

Rooker, J. R., Alvarado Bremer, J. R., Block, B. A., Dewar, H., de Metrio, G., Corriero, A., … Secor, D. H. (2007). Life History and Stock Structure of Atlantic Bluefin Tuna (Thunnus thynnus). Reviews in Fisheries Science, 15(4): 265–310.

Smithsonian Institution. 2020. Atlantic Bluefin Tuna Distribution Map.  1 hlm, Diakses pada 7 November 2020 pk 20.00 WIB.