Mohon tunggu...
H.Asrul Hoesein
H.Asrul Hoesein Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang Sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Jakarta http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Founder PKPS di Indonesia | Founder Firma AH dan Partner | Jakarta | Pendiri Yayasan Kelola Sampah Indonesia - YAKSINDO | Surabaya. http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Telisik Strategi Paradoks Jokowi dan Mega, Pecah Kongsi Pilpres 2024

21 Agustus 2022   14:18 Diperbarui: 21 Agustus 2022   14:24 846
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puan Maharani dan Ganjar Pranowo. Sumber: (Jawa Pos Radar Semarang) By Jawa Pos

Ada PKS dan Demokrat yang menjadi oposisi, tapi juga tidak berdaya dengan suara yang kecil. Sekedar diketahui bahwa Gerindra menjadi pemenang kedua Pemilu 2019 setelah PDI-P, artinya Presiden Jokowi aman di DPR RI.

Jokowi dan Megawati tentu paham secara politis, bahwa kenapa Prabowo balik mendukung dan bergabung dengannya di Kabinet Indonesia Maju bersama Jokowi-Ma'ruf dan Prabowo tidak menjadi oposisi.

Ya, dengan bahasa isyarat politik untuk memberi ruang dan waktu pada Prabowo di Pilpres 2024, dengan segala kalkulasi politik yang ada. Artinya ada pesan tersirat bahwa untuk Pilpres 2024 adalah Prabowo-Puan. [Baca: 3]

Tentu itu pula hitungan politik dan kalkulasi Prabowo, sehingga mendukung pemerintahan Jokowi-Ma'ruf. Sebuah kode besar tentunya yang butuh permakluman dan musyawarah mereka bertiga.

Baca juga: Apa Untung-Rugi Presiden Jokowi Endorse Suksesor Pilpres 2024"

Prediksi dan Arah Politik Pilpres

Membaca perjalanan Jokowi, Prabowo dan Megawati. Dimana Megawati sangat nampak inginkan Puan maju sebagai Capres, sementara Jokowi inginkan Ganjar. Disini terjadi tarik ulur antara Jokowi dan Mega. [Baca: 4]

Kalau Megawati mendorong Puan, sangat jelas mendahulukan rasa tanpa akal, sementara Jokowi ambisi mendorong Ganjar sebagai suksesornya, berarti dahulukan akal saja tanpa rasa.

Kalau Jokowi dan Mega sepakat jadikan Prabowo sebagai suksesor, berarti terjadi keseimbangan antara akal dan rasa yang bertaut bersama.

Sementara dalam kalkulasi politik (non oligarki), Prabowo wajar jadi unggulan, elektabilitas, senioritas dan dana siap tanpa harus ada sponsor oligarki.

Baca juga: Ayo Tebak, Kenapa Prabowo Tunda Umumkan Pasangannya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun