Ada PKS dan Demokrat yang menjadi oposisi, tapi juga tidak berdaya dengan suara yang kecil. Sekedar diketahui bahwa Gerindra menjadi pemenang kedua Pemilu 2019 setelah PDI-P, artinya Presiden Jokowi aman di DPR RI.
Jokowi dan Megawati tentu paham secara politis, bahwa kenapa Prabowo balik mendukung dan bergabung dengannya di Kabinet Indonesia Maju bersama Jokowi-Ma'ruf dan Prabowo tidak menjadi oposisi.
Ya, dengan bahasa isyarat politik untuk memberi ruang dan waktu pada Prabowo di Pilpres 2024, dengan segala kalkulasi politik yang ada. Artinya ada pesan tersirat bahwa untuk Pilpres 2024 adalah Prabowo-Puan. [Baca: 3]
Tentu itu pula hitungan politik dan kalkulasi Prabowo, sehingga mendukung pemerintahan Jokowi-Ma'ruf. Sebuah kode besar tentunya yang butuh permakluman dan musyawarah mereka bertiga.
Baca juga:Â Apa Untung-Rugi Presiden Jokowi Endorse Suksesor Pilpres 2024"
Prediksi dan Arah Politik Pilpres
Membaca perjalanan Jokowi, Prabowo dan Megawati. Dimana Megawati sangat nampak inginkan Puan maju sebagai Capres, sementara Jokowi inginkan Ganjar. Disini terjadi tarik ulur antara Jokowi dan Mega. [Baca: 4]
Kalau Megawati mendorong Puan, sangat jelas mendahulukan rasa tanpa akal, sementara Jokowi ambisi mendorong Ganjar sebagai suksesornya, berarti dahulukan akal saja tanpa rasa.
Kalau Jokowi dan Mega sepakat jadikan Prabowo sebagai suksesor, berarti terjadi keseimbangan antara akal dan rasa yang bertaut bersama.
Sementara dalam kalkulasi politik (non oligarki), Prabowo wajar jadi unggulan, elektabilitas, senioritas dan dana siap tanpa harus ada sponsor oligarki.
Baca juga:Â Ayo Tebak, Kenapa Prabowo Tunda Umumkan Pasangannya?