Mohon tunggu...
H.Asrul Hoesein
H.Asrul Hoesein Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang Sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Jakarta http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Founder PKPS di Indonesia | Founder Firma AH dan Partner | Jakarta | Pendiri Yayasan Kelola Sampah Indonesia - YAKSINDO | Surabaya. http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Solusi Regionalisasi Pembangunan Transportasi Antardaerah Bertetangga

20 Agustus 2022   01:01 Diperbarui: 20 Agustus 2022   07:18 1062
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wajah baru kawasan Stasiun Tebet, Jakarta setelah ditata ulang, Kamis (14/10/2021). Penataan kawasan Stasiun Tebet terintegrasi dengan mode transportasi di Jabodetabek untuk mempermudah masyarakat dalam mengakses transportasi umum.(KOMPAS.com / KRISTIANTO PURNOMO) 

Selain posisi DKI Jakarta sebagai Ibukota Negara yang wajib mendukung pembangunan seluruh provinsi, juga karyawan kantor, swasta, buruh dan lainnya yang bekerja di Jakarta umumnya domisili di luar Jakarta, Bodetabek.

Menurut Data BPS Jumlah angkatan kerja yang ada di DKI Jakarta tahun 2019 sebanyak 5.157.878 orang dan yang bekerja sebanyak 4.83.6977 orang.

Jumlah tenaga kerja sebanyak itu, umumnya berdomisili di wilayah penyanggah Jakarta, Bodetabek, mungkin ada sekitar 70 persen. 

Maka antar Jakarta dan penyangganya mutlak kerjasama, bukan secara parsial membangun transportasi di daerahnya, itu keliru. Juga susah mendapat pembiayaan.

Baca juga: Layani 663.000 Penumpang Per Hari, Transjakarta Makin Diminati

Setiap hari tenaga kerja lalu lalang ke Jakarta, berapa banyak belanjaan mereka yang terserap di Jakarta. Bukan di daerah domisilinya, begitu ruginya daerah domisili bila tidak menarik insentif (pajak dan lainnya) dari Jakarta. Hampir tidak yang memikirkan hal kecil ini, padahal dampaknya besar bila dicermati.

Hambatan daerah penyangga Jakarta yang masih belum sebanding pelayanan moda transportasinya dan belum bisa mengikuti Jakarta.

Tentu terbentur hal pembiayaan. Karena kesalahan sendiri, tidak melakukan kerjasama antardaerah. Padahal aturan dan regulasinya sudah ada dan memadai.

Hal tersebut di atas menjadi kekuatan daerah penyangga untuk meminta dana pembangunan fasilitas transportasi atau dengan cara kerjasama dalam pembangunan dengan pihak Jakarta.

Sebenarnya Jakarta wajib membantu pembiayaan pembangunan sapras dan moda transportasi, dengan cara sinergi pembangunan melalui pola regionalisasi manajemen dan regionalisasi marketing.

Baca juga: Ini Daftar 18 Stasiun yang Disebut Jokowi Saat Menjajal LRT Jabodebek

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun