Mohon tunggu...
H.Asrul Hoesein
H.Asrul Hoesein Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang Sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Jakarta http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Founder PKPS di Indonesia | Founder Firma AH dan Partner | Jakarta | Pendiri Yayasan Kelola Sampah Indonesia - YAKSINDO | Surabaya. http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

75 Tahun Koperasi, Momentum Kebangkitan Ekonomi Pasca Covid-19

12 Juli 2022   19:22 Diperbarui: 13 Juli 2022   07:30 848
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: Koperasi kebutuhan pokok petani Desa Sei Mencirim, Deli Serdang, Sumut. (Foto: KOMPAS/AUFRIDA WISMI WARASTRI)

Terlebih menyambut bonus demografi, tahun 2030 Indonesia diprediksi akan mencapai puncak bonus demografi. Momentum tersebut tentu harus dihadapi dengan persiapan yang matang, agar tidak terjadi bencana demografi.

Logo Hari Koperasi Nasional ke-75 yang diperingati pada 12 Juli 2022. Sumber: IG/@kemenkopukm by Kompas
Logo Hari Koperasi Nasional ke-75 yang diperingati pada 12 Juli 2022. Sumber: IG/@kemenkopukm by Kompas

Menurut perkiraan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappenas), pada tahun 2030 Indonesia akan memiliki jumlah penduduk dengan usia produktif mencapai 64% dari total penduduk Indonesia.

Kondisi bonus demografi ditujukan ketika jumlah masyarakat usia produktif (15-64 tahun) lebih mendominasi dibandingkan masyarakat berusia non-produktif. Insan koperasi Indonesia harus ikut berkontribusi aktif.

Mari segenap pemangku kepentingan (stakeholder) Koperasi Indonesia, bersama kita membangun bangsa ini dengan memunculkan sikap negarawan yang ada kita miliki bersama, demi kepentingan atas nama kesejahteraan dan kemandirian rakyat Indonesia.

Baca Juga: Sejarah Peringatan Hari Koperasi Nasional

"Indonesia harus segera menjadikan koperasi sebagai lokomotif pembangunan pertanian terpadu untuk mandiri pangan dan energi berbasis sampah. Termasuk perlu ada bank khusus petani dalam membackup pertanian dan energi terbarukan." H. Asrul Hoesein, Founder Yayasan Kelola Sampah (Indonesia) Surabaya.

Bangun Koperasi Tani Pasca KUD

Bila ingin Koperasi dan UKM naik kelas melalui sektor pangan dan EBT. Salah satu cara paling efektif dan efisien untuk bangkit mandiri pangan dan energi Indonesia sesegera mungkin kita bergerak untuk menerobos masa transisi pasca Pandemi Covid-19, pintu pangan paling stratejik.

Kemenkop dan UKM harus turun bantu Koperasi dan UKM untuk angkat potensi sumber daya sampah yang berlimpah. Jangan biarkan Koperasi dan UMK berjalan sendiri, seperti anak kehilangan induk atau panutan.

Membangun kemandirian pangan dan EBT, dengan koperasi tani berbasis usaha pengelolaan sampah. Merupakan strategi jitu setelah kejatuhan Koperasi Unit Desa (KUD) pasca Orde Baru (1987/1988).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun