Mohon tunggu...
Hasrul Harahap
Hasrul Harahap Mohon Tunggu... -

*Penulis adalah Peneliti di Candidate Center

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pembangunan di Negara Berkembang

2 Februari 2012   05:12 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:10 4133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13281593192043696028

Hasrul Harahap*

Sejak tahun 1945 perkembangan ekonomi menjadi suatu masalah sosial dan ekonomi yang sangat penting dalam percaturan politik dunia. Ini bukanlah disebabkan oleh ditemukannya secara mendadak kemiskinan yang sangat luas didunia, tetapi lebih disebabkan karena terjadinya perubahan sikap sosial terhadap adanya kemiskinan tersebut. fakta-fakta tentang kemiskinan sudah sejak dahulu tersedia, setidaknya secara garis besar bagi siapa saja yang mau melihatnya. Kesulitannya adalah bagaimanan membuat pemerintahan masing-masing memandang kemiskinan yang meluas itu sebagai suatu keadaan yang segera dituntaskan dan dicari jalan keluarnya. Pandangan demikian ini belum diterima secara luas sampai sesudah Perang Dunia Kedua ketika banyak tanah jajahan mendapatkan kemerdekaannnya. Setelah terbebas dari hegemoni politik luar maka negara-negara yang baru saja tumbuh segera berusaha untuk menaikkan tingkat hidup mereka, dan kebanyakan dari negara tersebut mengalami perubahan dalam bidang ekonomi. Entah benar atau salah banyak penduduk di negara-negara baru berpendapat bahwa negara-negara yang sudah berkembang telah memanfaatkan kekuatan ekonomi serta politiknya yang lebih besar untuk memenangkan pertarungannya dan memperolah keuntungan dari perdagangan negara jajahannya seperti Inggris, Perancis, Belanda, Amerika, Portugal, dan negara lainnya. Beruntunglah bahwa negara-negara berkembang memahami aspirasi-aspirasi ekonomi yang hidup di negara-negara berkembang tersebut dan lalu memberikan bantuan modal yang besar tenaga kerja serta pengetahuan tentang ilmu pengetahuan. Meskipun kebanyak pembahasan mengenai perkembangan ekonomi dahulu dititik beratkan pada penaikan tingkat pendapatan suatu bangsa, ada pula kesadaran yang semakin besar tentang pentingnya dipertahankannya tingkat pertumbuhan yang tinggi untuk mencapai tujuan-tujuan pokok ekonomi dan politik. Suatu hal yang perlu diperhatikan adalah pentingnya pertumbuhan yang cepat di negara-negar maju bagi negara yang sedang berkembang, dan apabila negara maju tidak mengalami peningkatan yang cepat kemungkinan negara-negara yang sedang berkembang akan mengalami kelebihan bahan ekspornya yang tidak dapat dipasarkan di dunia. Pertumbuhan yang cepat di negara-negara yang sedang berkembang juga menjadi rangsangan yang penting bagi ekspor barang-barang modal dari negara-negara yang sudah mapan.

Faktor Teknologi

Kemajuan teknologi merupakan syarat yang penting bagi kemajuan ekonomi, tetapi yang diperlukan adalah lebih dari pada itu. Harus ada orang-orang yang bersedia menanggung resiko-resiko pembaharuan cara-cara pemasaran. Banyak ahli ekonomi yakin bahwa kaum wirausaha menjadi penyebab terjadinya pertumbuhan dan perkembangan ekonomi. Dipakistan salah satu contoh yang mengalami pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat dimana perkembangan industry telah berjalan sangat pesat dalam tahun-tahun terakhir, sejumlah kaum pedagang dari beberapa desa di kota tersebut hijrah ke kota tersebut dan memimpin pertumbuhan industri. Di Filipina, golongan wirausaha yang bertanggungjawab atas didirikannya unit-unit pabrik yang besar pada umumnya terdiri dari kalangan atas yang mengenyam pendidikan universitas dari kalangan atas kaum pemilik tanah, para professional yang sangat berhasil, para pengusaha besar dan golongan pejabat tinggi pemerintahan. Yang perlu menjadi catatan adalah bahwa terdapat perbedaan yang mencolok diantara negara-negara berkembang adalah sampai sejauh mana golongan semacam ini akan selalu ada. Di negara-negara yang sudah berkembang peranan wirausaha makin lama makin melembaga dan terinstitusionalisasi secara cepat. Banyak orang berpartisipasi dalam kegiatan wirausaha tersebut, tetapi hanya dengan memfokuskan diri dalam suatu cabang kecil dari keseluruhan prosesnya. Dilain pihak perana wirausaha di negara-negara berkembang masih tersentralistik pada golongan tertentu saja. Inilah gambaran sekilas mengenai penafsiran meterialisme menurut Marx. Jita kita hendak membuat suatau penilaian yang akurat tentang proses-proses serta prospek pembangunan, maka menurut Marx kita haruslah menganalisa pertumbuhan didalam kerangka teori. Sistem sosial yang terutama mendapat perhatian Marx terhadap kapitalisme. Dalam pandangan Marx kapitalisme mengandung banyak kontradiksi didalam sehingga pembangunan tidaklah akan berhasil. Bahkan, kontradiksi-kontradiksi ini begitu besarnya sehingga sistem itu sendiri pada akhirnya akan runtuh dan akan digantikan dengan sistem yang lain.

Kontradiksi Pembangunan

Tantangan utama terhadap teori pembangunan klasik maupun neo klasik datang dari golongan Marxis. Marx dan pengikut-pengikutnya menanggapi teori pembangunan yang tradisional sebagai hal yang kurang rasional. Kondisi keadaaan seperti kemajuan teknologi yang berjalan sangat lambat atau kebijakannya terhadap sumber daya alam dalam pandangan golongan Marxis penyebab terjadinya perubahan yang sangat fundamental. Kita terlebih dahulu harus meneliti sifat-sifat sistem ekonomi yang berpengaruh atas jalannya produksi untuk dapat menemukan faktot-faktor fundamental yang menentukan pola pembangunan dalam suatu negara. Suatu susunan ekonomi tertentu dalam kegiatan-kegiatan produksi menentukan struktur golongan dalam kelas sosial dalam suatu masyarakat. Seharusnya, maka dari suatu struktur  golongan tertentu maka dapatlah terbentuk suatu kerangka elit berupa lembaga-lembaga yang akan mendominasi kebudayaan dalam masyarakat tertentu. Kemudian, struktur-struktur golongan dan lembaga-lembaga yang ada disekitarnya berubah menjadi kekuatan-kekuatan produksi. Struktur golongan yang ada kemudian menjadi tidak berimbang dengan kekuatan-kekuatan ekonomi yang baru, maka timbullah petentangan politik antara golongan yang akan menarik keuntungan dari perubahan-perubahan sosial dan golongan yang akan dirugikan.Itulah sebabnya, kekuatan produksi yang materil itu kemudian akan menentukan segala-galanya, dan kemudian golongan tersebut akan mendapatkan keuntungan dari konflik sosial tersebut.

Pembangunan di Indonesia

Wacana mengenai permasalahan kualitas sumber daya manusia di Indonesia telah lama diperbincangkan. Namun sungguh disayangkan bahwa dahuludan bahkan sampai pada saat inikebijakan pembangunan di Indonesia lebih berkiblat pada sebuah pemikiran yang meyakini bahwa kemiskinan dapat diselesaikan dengan pembangunan yang memprioritaskan aspek ekonomi.Pembangunan yang mengacu pada pendekatan pertumbuhan tersebut diyakini kemanjurannya. Maka apabila pembangunan telah mencapai keberhasilan, maka kemiskinan di Indinesia akan terminimalisir dengan sendirinya. Pemikiran ini mengacu pada pandangan Rostow yang mengasumsikan bahwa bila terjadi pertumbuhan ekonomi yang tinggi, sebagai konsekwensinya akan terjadi ‘tricle down effect’ (tetesan ‘rejeki’ kebawah). Secara teori, pemikiran tersebut dapat menjadikan sebuah negara menjadi maju dan makmur. Tetapi pembangunan yang mengabaikan pemberdayaan kualitas sumber daya tersebut harus dilaksanakan oleh para pelaku pembangunan yang tidak mementingkan segelintir orang saja. Sehingga, sesuai teori Rostow, kehasilan pembangunan dapat oleh banyak kalangan. Di Indonesia, para pelaku pembangunan banyak yang melakukan kecurangan. Praktik kolusi dan nepotisme juga merajalela. Sehingga pembangunan yang selama ini dilakukan menjadi suatu hal yang tidak berarti. Apalagi Indonesia tidak memiliki sumber daya manusia yang berkualitas yang mampu menjalankan roda pembangunan dengan baik. Sementara itu, hasil-hasil pembangunan di Indonesia juga tidak sampai pada penduduk yang tinggal di daerah pedesaan. Pada akhirnya para penduduk desa banyak yang tergiur dengan kehidupan di daerah perkotaan.Secara ideal, pembangunan yang dilakukan seharusya dapat memberikan ruang yang seluas-luasnya kepada masyarakat untuk keluar dari kondisi serba kekurangan dan meraih kualitas hidup yang baik. negara pun dapat mencapai kondisi kesejahteraan sosial.

Penulis adalah Mahasiswa Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta Jurusan Linguistik Terapan dan Aktif di Candidate Center

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun