Mohon tunggu...
Hasna Hudiya
Hasna Hudiya Mohon Tunggu... Lainnya - Welcome!!!

Mahasiswa Pendidikan Sosiologi FIS UNJ

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Problematika Belajar Online (Daring) di Tengah Pandemi Covid-19

28 April 2020   19:11 Diperbarui: 28 April 2020   19:02 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Republika.co.id

Mereka yang belum siap akan menjadi kendala dalam berlangsungnya kebijakan ini, sarana prasarana yang dimiliki juga harus mendukung seperti laptop atau komputer dan handphone sebagai medianya. Kemudian media tersebut harus disambungkan dengan koneksi internet. 

Tidak semua daerah mendapatkan koneksi internet yang baik. Peserta didik akan ketinggalan pelajaran jika tiba-tiba tidak mendapatkan sinyal. Begitupun dengan tenaga pendidik, jika mereka tidak mendapatkan sinyal, maka akan sulit untuk menyampaikan pelajaran ke peserta didik.

Dalam hal ini orang tua di rumah harus memfasilitasi kebutuhan tersebut untuk anaknya, belum lagi jika anak tidak memahami materinya maka yang pertama kali ditanyakan adalah orang tua. 

Tidak semua orang tua memiliki kemampuan dalam memahami materi anaknya tersebut. Untuk orang tua yang menempuh pendidikan hingga ke jenjang yang tinggi pasti tidak akan kesulitan ketika anaknya bertanya tentang pelajaran yang sulit. Namun untuk orang tua yang tidak menempuh pendidikan hingga jenjang yang tinggi akan sangat menyulitkan bagi mereka. 

Karena jika pembelajaran tatap muka di sekolah, peserta didik bisa langsung menanyakan kepada guru yang bersangkutan. Saat ini orang tua seringkali mengalami konflik peran, di mana ketika kebijakan belajar dirumah ini berlangsung, orang tua harus bisa membagi peran karena harus menjadi guru dirumah, mengerjakan pekerjaan kantor jika work from home, dan yang lainnya yang harus dikerjakan dalam satu waktu.

"Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menerima 213 pengaduan terkait Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di rumah selama pandemi virus corona (Covid-19)." (sumber : cnnindonesia.com). komisioner KPAI, Retno Listyarti mengatakan bahwa "Selama melewati masa tiga minggu, para siswa mengaku mengalami kejenuhan. 

Karena guru selalu memberi tugas tiap harinya per mata pelajaran yang menguras energi. Namun guru tidak pernah menjelaskan materi, tidak terjadi pembelajaran dua arah". 

Hal ini terjadi karena masih banyak guru yang tidak memahami bagaimana sistematika pembelajaran jarak jauh dengan baik. Tidak hanya itu, keterbatasan kemampuan guru terhadap tekhnologi juga menjadi hambatan.

Karena banyaknya hambatan-hambatan seperti yang disebutkan diatas, Lembaga Penyiaran Publik (LPP) TVRI bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dengan menambah mata acara televisi yaitu program 'Belajar Dari Rumah' untuk mendukung aktivitas peserta didik belajar di rumah mulai dari tingkat PAUD hingga SMA. 

Program ini diadakan untuk meringankan beban guru, peserta didik, orang tua karena tidak memerlukan koneksi internet. Di mata acara tersebut juga tidak hanya menghadirkan guru yang menyampaikan materi layaknya pembelajaran tatap muka di kelas, namun juga menyampaikan pelajaran dalam bentuk kartun, dongeng, legenda, dan lain-lain supaya peserta didik tidak bosan. 

Kemudian peserta didik akan diberikan soal-soal yang harus dijawab kemudian dikirim kepada guru sekolah yang bersangkutan, bisa dikirim melalui whatsapp, email, dan lain-lain jika sudah selesai dikerjakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun